NasDem: Jokowi Bukan Robot yang Tak Bisa Marah

8 Juli 2020 12:51 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo memimpin rapat kabinet terbatas di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (27/12/2019).  Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo memimpin rapat kabinet terbatas di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (27/12/2019). Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
ADVERTISEMENT
Mensesneg Pratikno menyatakan isu reshuffle kabinet tak lagi relevan dibahas lantaran kinerja para menteri kabinet menunjukkan perubahan usai Presiden Jokowi menyampaikan amarahnya. Ketua Fraksi NasDem Ahmad Ali sejak awal meyakini amarah yang disampaikan Jokowi bukan berarti menjadi sinyal reshuffle kabinet.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak pernah melihat kemarahan Presiden secara keseluruhan untuk mereshuffle, tidak selalu. Saya lihat kemarahan Presiden itu, upaya dia untuk mensugesti. Jadi pandemi mengubah semuanya termasuk cara kerja. Nah, cara kerja ini masih ada orang katakanlah di kabinet masih lihat situasi biasa-biasa saja," kata Ali saat dihubungi, Rabu (8/7).
NasDem menilai Jokowi hanya ingin melecut semangat para menteri agar bekerja lebih maksimal di tengah pandemi corona. Dia pun menganggap wajar mantan Gubernur DKI itu marah karena kinerja para pembantunya.
"Jadi belum pada tataran itu (reshuffle kabinet), karena Presiden juga manusia, masa dia enggak bisa marah. Kalau enggak bisa marah, robot nanti," tuturnya.
Bendahara Umum NasDem Ahmad Ali. Foto: Twitter/ @halomatali
Ali melanjutkan, dalam menghadapi pandemi corona dibutuhkan konsolidasi antar kementerian dan lembaga untuk bersatu. Apabila ada yang tak bisa menyesuaikan, maka sepenuhnya diserahkan kepada Presiden Jokowi untuk mengevaluasi.
ADVERTISEMENT
"Yang dibutuhkan hari ini konsolidasi tapi kalau memang ada yang tidak bisa menyesuaikan ya sudah. Apa pun bagi kita, hari ini semua pembantu presiden menyadari tugasnya," kata dia.
Lebih lanjut, kata dia, NasDem siap memberikan masukan apabila nantinya Jokowi benar akan melakukan reshuffle kabinet.
"Reshuffle hak Presiden. Kalau parpol pendukung ketika diajak bicara, pasti dia akan memberikan masukan ketika diminta pertimbangan dan masukan," tandas dia.