NasDem: Lockdown Solusi Paling Logis, tapi Distribusi Logistik Harus Terjamin

26 Maret 2020 13:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presenter Muhammad Farhan barpose sebelum mengikuti pelantikan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode 2019-2024 di Ruang Rapat Paripurna. Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
zoom-in-whitePerbesar
Presenter Muhammad Farhan barpose sebelum mengikuti pelantikan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode 2019-2024 di Ruang Rapat Paripurna. Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
ADVERTISEMENT
Angka pasien positif COVID-19 kini sudah mencapai 790 orang, yang meninggal 58 orang dan dinyatakan sembuh sebanyak 31 orang. Melejitnya angka kasus corona, membuat Indonesia dinilai harus segera melakukan lockdown.
ADVERTISEMENT
Lockdown adalah kebijakan yang diambil untuk mengisolasi sebuah wilayah dan memutus akses masuk dan keluar wilayah tersebut. Anggota Komisi I F-NasDem Farhan setuju lockdown, namun dia ragu kesiapan pemerintah.
"Lockdown adalah sebuah pilihan yang sangat logis dan efektif. Tetapi pada kenyataannya ada beberapa konsekuensi yang mungkin kita belum tentu siap," kata Farhan kepada kumparan, saat dimintai tanggapan, Kamis (26/3).
Politikus sekaligus presenter Farhan saat hadir di launching film Trinity Traveler di Epicentrum, Jakarta, Rabu, (20/11/2019). Foto: Ronny
Di antara konsekuensi itu adalah ketersediaan kebutuhan pokok. Farhan yakin stok tersedia, namun ragu distribusinya berjalan baik.
"Sampai sekarang tidak ada satu pun pimpinan eksekutif yang menjamin distribusi. Menteri BUMN mengatakan ada 3-4 juta masker, tetapi banyak tempat mengatakan tidak punya barang. Iya kan? Nah, itu membuktikan kita punya masalah dengan distribusi," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Legislator dapil Jawa Barat itu berpandangan, Presiden Jokowi sudah menghitung konsekuensi yang harus ditanggung oleh masyarakat. Untuk anggaran jika lockdown, Farhan yakin Indonesia mampu.
"India itu, itu menyisihkan 2 miliar USD dari anggarannya, saya kira 2 miliar USD kita punyalah, sekitar Rp 30 triliun untuk pengelolaan selama 21 hari lockdown. Itu mungkin. Bisa saja kita punya uang sebanyak itu," ujarnya.
Farhan mencontohkan, jika ada perumpamaan 10.000 orang saja yang terkena positif corona dengan perkiraan 1.500-nya harus dirawat di rumah sakit, maka pemerintah harus menyiapkan 1.500 kamar isolasi beserta dengan ventilator.
Menurutnya, dalam kondisi seperti itu pemerintah harus siap jika kemungkinan terburuk itu terjadi.
"Logistik itu sudah siap atau belum. Itu pertanyaan besar. Sehingga lockdown ini tujuannya adalah kita mempercepat penderitaan sehingga kita bisa mencapai titik di mana kita bisa sama-sama pulih lagi dengan lebih cepat baik secara sosial maupun ekonomi," tandas Farhan.
ADVERTISEMENT