NasDem: Pancasila Mimpi Semua Anak Bangsa, Bukan Klaim Golongan Tertentu

1 Juni 2020 18:46 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Politisi Nasdem, Willy Aditya. Foto: Andesta Herli Wijaya/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Politisi Nasdem, Willy Aditya. Foto: Andesta Herli Wijaya/kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam memperingati hari lahir Pancasila, Partai NasDem memandang kehidupan politik nasional hari ini harus berbasiskan Pancasila, utamanya mengdepankan semangat gotong royong. Salah satu contonya, berbagai kebijakan yang dirumuskan oleh pemerintah maupun DPR, harus mengedepankan dialog.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya. Dia berpandangan, dialog harus diutamakan dengan seluruh pemangku kepentingan. Dengan begitu, semangatnya bisa tercermin dalam produk perundang-undangan maupun kebijakan.
"Pancasila sebagai sebuah bintang penuntun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini akan benar-benar termanifestasikan. Politik sama sekali tidak identik dengan gontok-gontokan atau keinginan untuk menang sendiri," kata Willy kepada wartawan, Senin (1/6).
Lebih lanjut, ia menekankan, Pancasila adalah milik seluruh bangsa Indonesia, bukan hanya golongan tertentu. Sehingga, seluruh bangsa Indonesia memiliki tanggung jawab untuk terus menghidupkan Pancasila.
"Inilah keseimbangan yang ingin dibangun oleh Pancasila dalam menjalankan negara. Pancasila bukan hanya klaim sepihak atau segolongan semata-mata tapi representasi kesepakatan bersama dan sari pati dari relasi sosio-kultural serta yang paling penting adalah common dream (mimpi) semua anak bangsa.” Sambungnya.
ADVERTISEMENT
Wakil ketua Badan Legislasi DPR itu menuturkan, Pancasila harus selalu hidup di segala zaman. Sebab, Pancasila menurut Willy adalah simpul yang telah mengikat Bangsa Indonesia.
Menurut dia, modal bangsa Indonesia saat ini saat ini adalah gotong royong, yang manifestasinya adalah dialog dan musyawarah untuk mufakat.
"Ada kerja sama, yang bisa menjadi modalitas utama kita dalam upaya melanjutkan eksistensi negara bangsa yang ber-Pancasila," sebut Willy.
#BuildingArchipeLEGO di Kota Kasablanka Foto: Stephanie Elia/kumparan
Lebih lanjut, Pendiri Front Mahasiswa Nasional (FMN) itu mengingatkan, tantangan zaman semakin kompleks. Menurut Willy, jika meninggalkan semangat yang yang paling utama dari Pancasila yakni gotong royong. Maka, sebagai bangsa, Indonesia akan semakin rapuh.
"Gotong royong ini harus kita hidupkan lewat berbagai manifestasinya. Dalam kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya, semangat ini harus senantiasa diwujudkan sehingga tumbuh rasa persaudaraan kita sebagai satu bangsa. Inilah yang paling penting saat ini," tutup Alumni Filsafat UGM itu.
ADVERTISEMENT
Di tengah pandemi COVID-19, upacara nasional memperingati hari Pancasila sendiri digelar secara online. Dipimpin Presiden Jokowi, seluruh pejabat negara mengenakan jas dan masker layaknya upacara seperti biasa.
Dalam upacara itu, Ketua DPR Puan Maharani membacakan pembukaan UUD 1945 sementara Bambang Soesatyo membacakan teks Pancasila. Upacara dimulai sekitar pukul 08.00 WIB dan berlangsung kurang lebih 20 menit.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.