NasDem: Politik Genderuwo Dirty Politics untuk Tebar Pesimisme

9 November 2018 16:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi di Kompleks Istana Merdeka. (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi di Kompleks Istana Merdeka. (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
ADVERTISEMENT
Ucapan Presiden Joko Widodo mengenai politik genderuwo kembali menuai polemik, lantaran hal itu digunakan untuk menyinggung politikus-politikus Tanah Air yang sering menakut-nakuti rakyat. Beragam kritik dan cibiran kemudian langsung dilontarkan lawan-lawan politik Jokowi.
ADVERTISEMENT
Namun, Ketua DPP NasDem Willy Aditya membela Jokowi. Menurut dia, apa yang disampaikan Jokowi melalui politik genderuwo sudah sesuai dengan realita saat ini. Ia menyebut, politik genderuwo cocok disematkan pada lawan politik Jokowi yang kerap menyampaikan sesuatu tidak sesuai kenyataan.
"Tempe jadi setipis kartu ATM, harga nasi ayam di Jakarta lebih mahal dibanding Singapura. Itu kan lebay dan tidak sesuai kenyataan. Mereka jadi cenderung menakut-nakuti publik," kata Willy kepada kumparan, Jumat (9/11).
Bahkan, politik genderuwo dalam pandangannya merupakan cara berpolitik yang kotor karena membangun narasi ketakutan dan pesimisme kepada masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Ini adalah cara-cara dirty politics (politik kotor) yang menebar teror berbasis ketakutan dan pesimisme kepada publik," ungkap dia.
Ketua DPP NasDem Willy Aditya (Foto: Facebook/Willy Aditya)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua DPP NasDem Willy Aditya (Foto: Facebook/Willy Aditya)
Willy menegaskan, politikus yang tidak membangun harapan dan optimisme kepada masyarakat, merupakan kelompok yang tak patut diteladani oleh masyarakat.
"Politik harusnya mengedepankan harapan sebagai pendidikan bukan ketakutan dan pesimisme, mereka yang menggunakan cara-cara tersebut adalah kaum yang tidak patut diteladani," pungkasnya.