Nasib Warga Afghanistan yang Berduyun-duyun Ingin Menyeberang ke Iran

10 Oktober 2021 4:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Afghanistan berjalan menuju perbatasan Afghanistan-Iran di Zaranj. Foto: JAVED TANVEER/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Warga Afghanistan berjalan menuju perbatasan Afghanistan-Iran di Zaranj. Foto: JAVED TANVEER/AFP
ADVERTISEMENT
Jumlah warga Afghanistan yang berusaha melintasi perbatasan ke Iran melonjak sejak Taliban berkuasa hampir dua bulan lalu. Namun, hanya sedikit yang berhasil menyeberang.
ADVERTISEMENT
Sebelum Taliban berkuasa pada 15 Agustus, ada sekitar 1.000-2.000 orang menyeberang ke Iran melalui stasiun perbatasan Zaranj di provinsi barat daya Nimroz setiap bulan.
Namun komandan perbatasan untuk Provinsi Nimroz, Mohammad Hashem Hanzaleh, mengatakan kepada AFP, jumlah orang yang berusaha menyeberang saat ini melonjak menjadi 3.000-4.000 setiap hari.
Namun, Hanzaleh mengatakan, sangat sedikit warga yang memiliki surat-surat dan dokumen resmi untuk melintas.
Orang-orang mendorong gerobak berisi peti mati warga negara Afghanistan yang meninggal di Iran setelah menerima mereka di perbatasan Afghanistan-Iran di Zaranj. Foto: JAVED TANVEER/AFP
Semakin banyaknya warga di perbatasan terjadi ketika krisis ekonomi dan kemanusiaan mengancam Afghanistan. PBB telah mengingatkan sepertiga dari populasi menghadapi ancaman kelaparan.
Hanzaleh menyebut tak sembarang orang yang bisa menyeberang ke Iran. Hanya pedagang, orang yang memegang visa tinggal, serta mereka yang memiliki visa untuk perawatan medis, yang diizinkan melintas. Menurutnya, ada sekitar 5-600 orang yang diizinkan melintas setiap hari.
ADVERTISEMENT
Bagi warga tanpa surat-surat yang mencoba menyeberang, harus menghadapi pengalaman yang mengerikan.
Seperti yang dirasakan Hayatullah. Ia mengenakan sorban seperti handuk memperlihatkan tangannya yang terluka, dengan darah gelap merembes melalui perban.
"Tentara Iran mengambil uang kami. Mereka memukul tangan kami, mereka merobek tangan kami," ujarnya menceritakan pengalamannya mencoba memasuki wilayah Iran, dikutip dari AFP, Minggu (10/10).
Warga Afghanistan berjalan menuju perbatasan Afghanistan-Iran di Zaranj. Foto: JAVED TANVEER/AFP
Sementara itu, Mohammad Nasim menceritakan pengalamannya 3 kali gagal ke Iran setelah mencoba memanjat tembok perbatasan.
Dua malam sebelumnya, dia mengatakan, penjaga perbatasan Iran telah melepaskan tembakan dan membunuh dua orang yang mencoba menyeberang, termasuk salah satu temannya.
Ancaman itu tidak menghentikannya untuk kembali pada malam berikutnya. Namun upayanya sia-sia, ia ditangkap dan dipukuli, ketika para penjaga bertanya mengapa dia mencoba menyeberang tanpa dokumen resmi.
ADVERTISEMENT
Ia hanya bisa menjawab "Jika Anda melihat kemiskinan, kelaparan dan kesengsaraan bangsa kita, maka Anda akan pergi ke sisi lain perbatasan juga."
"Kami tidak punya solusi lain," tegasnya.
---------------------------------
Ikuti survei kumparan dan menangi e-voucher senilai total Rp 3 juta. Isi surveinya sekarang di kum.pr/surveinews