news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

NATO Cari Cara Bandara Kabul Dibuka untuk Bantuan Kemanusiaan Setelah Evakuasi

28 Agustus 2021 2:49 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di bandara Kabul, Afghanistan, Senin (23/8/2021. Foto: Reuters TV
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di bandara Kabul, Afghanistan, Senin (23/8/2021. Foto: Reuters TV
ADVERTISEMENT
North Atlantic Treaty Organization (NATO) sedang berjuang untuk memastikan pintu utama Afghanistan, Bandara Kabul, tetap dibuka untuk penerbangan kemanusiaan darurat minggu depan setelah evakuasi berakhir dan menyerahkannya kepada Taliban.
ADVERTISEMENT
Bandara Kabul yang menjadi jalur kehidupan bagi ribuan pengungsi yang melarikan diri selama 2 minggu terakhir dan bantuan yang datang untuk meringankan dampak konflik itu dihantam bom bunuh diri yang mematikan di luar gerbangnya pada Kamis (26/8) kemarin.
Turki mematikan masih berbicara dengan Taliban tentang memberikan bantuan teknis mengoperasikan bandara setelah 31 Agustus, tenggat waktu bagi pasukan militer untuk meninggalkan Afghanistan. Namun, menggarisbawahi juga perlunya bantuan Turki untuk melindungi seluruh ahli yang ditempatkan di sana setelah ledakan tersebut.
Turki belum mengatakan apakah Taliban akan menerima kondisi seperti itu dan Presiden Tayyip Erdogan pada Jumat (27/8) mengatakan negaranya "tidak terburu-buru untuk memulai penerbangan" lagi ke Kabul.
Dikutip dari Reuters, sejumlah kelompok bantuan mengatakan ada kebutuhan mendesak untuk mempertahankan pengiriman bantuan ke negara yang menderita kekeringan kedua selama empat tahun dan di mana 18 juta penduduknya, lebih dari setengah populasi, bergantung pada bantuan penyelamatan jiwa.
Pengungsi berkumpul di bandara Kabul, Afghanistan, Senin (23/8/2021. Foto: Reuters TV
WHO pada Jumat mengatakan pasokan medis di Afghanistan akan habis dalam hitungan hari, dengan kemungkinan kecil untuk menyetoknya kembali.
ADVERTISEMENT
"Sekarang karena masalah keamanan dan beberapa pertimbangan operasional lainnya, Bandara Kabul tidak akan menjadi pilihan setidaknya untuk minggu depan," kata Direktur Darurat Regional WHO, Rick Brennan.
Sementara itu, World Food Programme atau Program Pangan Dunia berencana untuk memulai penerbangan pada akhir pekan untuk membuat jembatan udara kemanusiaan di Afghanistan.
"Itu akan melibatkan penerbangan dari Pakistan ke sejumlah bandara, di luar Kabul, ke Kandahar dan Mazar-i-Sharif," kata Juru Bicara PBB, Stephane Dujarric, kepada wartawan di New York.
"WFP meminta sekitar 18 juta US Dolar untuk layanan penumpang dan 12 juta US Dolar untuk kargo," lanjutnya.
Seorang Marinir AS meraih seorang bayi di atas pagar kawat berduri selama evakuasi di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Kamis (19/82021). Foto: Omar Haidiri / AFP
Ia mengatakan masih belum jelas apa yang akan terjadi di Bandara Kabul setelah 31 Agustus. Ia menjelaskan bandara sangat penting bagi pekerjaan PBB, yang telah menegaskan rencananya untuk tetap di Afghanistan demi membantu mereka yang membutuhkan.
ADVERTISEMENT
"Ini akan menjadi kewajiban untuk.... Taliban untuk memastikan ada sistem, ada keamanan di tempat, agar Kabul memiliki bandara yang berfungsi," tuturnya.
Amerika Serikat mengatakan Taliban mengindikasikan keinginannya untuk memiliki bandara komersial yang berfungsi menghindari isolasi internasional.
"Negara yang berfungsi, ekonomi yang berfungsi, pemerintah yang memiliki kemiripan hubungan dengan seluruh dunia, membutuhkan bandara komersial yang berfungsi," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price.
"Kami sedang berdiskusi dengan Taliban di bidang ini," lanjutnya.
Pentagon mengatakan sejumlah negara bersedia bekerja sama dengan Taliban untuk menjaga Bandara Kabul tetap beroperasi.
Namun, ketika kelompok bantuan berjuang mempertahankan rute pasokan ke negara itu dibuka setelah 31 Agustus, warga Afghanistan yang mencoba meninggalkan negara itu menemukan pintu keluar yang tersisa ditutup.
ADVERTISEMENT
Beberapa negara Uni Eropa mengatakan telah mengakhiri evakuasi dari Kabul, dan AS mengatakan akan memprioritaskan pemindahan pasukan terakhir dan peralatan militer pada Senin.
Sementara pejabat Taliban mengatakan, warga Afghanistan dengan dokumen yang sah akan dapat berpergian di masa depan kapan saja.