

ADVERTISEMENT
Aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (24/9) yang dilakukan oleh sejumlah mahasiswa dan petani semakin tegang. Mahasiswa mulai terlibat aksi saling dorong dengan anggota polisi yang berjaga di depan DPR.
ADVERTISEMENT
Tak ingin keadaan semakin parah, Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Harry Kurniawan berusaha mendinginkan suasana.
Harry mencoba berdiskusi dan bernegosiasi dengan sejumlah mahasiswa. Ia meminta agar mahasiswa tetap tenang dan tertib selama berunjuk rasa.
Namun, salah seorang orator dari UNJ tidak ingin mendengarkan keterangan Harry. Ia mempunyai dua tuntutan yang dilayangkan untuk kepolisian.
"Pertama, kita mau bertemu langsung sama pimpinan DPR, sepakat? Sepakat," kata Orator itu kepada Harry.
"Kedua, untuk Bapak polisi, kita tidak anggap polisi itu musuh kita, kekerasan tidak akan selesai dengan kekerasan. Saya minta bapak Kapolres untuk tarik anggotanya," tambahnya.
Harry kemudian menanggapi permohonan dan tuntutan itu. Ia telah berkoordinasi dengan DPR agar ada perwakilan yang dapat bertemu dengan pimpinan DPR.
ADVERTISEMENT
"Saya Kapolres Jakarta Pusat mohon maaf atas yang telah terjadi. Pertama tadi saya sudah komunikasi di dalam untuk mendengar aspirasi dari sini. Jadi tolong yang disampaikan mahasiswa saya bantu untuk menolong. Tolong sama perwakilan, itu pertama," kata Harry.
Belum selesai Harry berbicara, massa terus berteriak sehingga suasana semakin gaduh.
Di satu sisi, mereka tidak ingin ada perwakilan mahasiswa yang masuk ke dalam DPR. Mereka ingin agar pimpinan DPR dihadirkan langsung ditengah-tengah massa.
"Hadirkan pimpinan DPR di depan massa. Kemarin kami dibawa ke dalam tidak ada hasil. Kedua saya minta tanggapan anggota Bapak untuk mundur," ucap orator itu.
Harry kemudian meminta waktu untuk memberikan penjelasan. Namun karena situasi tidak kondusif, negosiasi ini berjalan dengan alot. Hingga pukul 14.00 WIB, proses negosiasi masih berjalan.
ADVERTISEMENT
"Tolong kasih kesempatan saya untuk bicara," tutur Harry.