Nelayan di Cianjur Tak Melaut karena Gelombang Tinggi Disertai Angin Kencang

16 Juli 2021 12:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gelombang tinggi disertai angin kencang yang terjadi di perairan Jayanti, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Gelombang tinggi disertai angin kencang yang terjadi di perairan Jayanti, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Gelombang tinggi disertai angin kencang terjadi di perairan Jayanti, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (16/7). Akibat fenomena itu, ratusan nelayan setempat urung melaut.
ADVERTISEMENT
Rahmat (43), seorang nelayan Jayanti, mengatakan kondisi gelombang tinggi disertai angin kencang sudah terjadi dalam dua hari terakhir.
Para nelayan, lanjut Rahmat, memilih untuk tidak melaut dan menepikan perahu mereka ke dermaga.
"Gelombang tinggi dan angin kencang sudah terjadi dua hari terakhir, kami terpaksa menepikan perahu dan tidak melaut hingga kondisi cuaca membaik," kata Rahmat, kepada wartawan, Jumat (16/7).
Selain berbahaya, menurut Rahmat, kondisi seperti ini juga menyebabkan ikan sulit ditangkap. "Jadi, kalaupun nekat berangkat melaut, tak akan mendapatkan ikan," ujarnya.
Sebelumnya, satu orang nelayan, Tarmudi (40), meninggal dunia setelah perahunya terhempas gelombang tinggi di perairan Jayanti, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, Jabar, Rabu (14/7) 03.00 WIB.
Sementara itu, satu nelayan lainnya, Jamal (48), masih dalam proses pencarian. Keduanya merupakan warga Desa/Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon.
ADVERTISEMENT
Kepala Kantor SAR Bandung, Deden Ridwansah mengatakan perahu Margo Tunggal yang ditumpangi nelayan itu terhempas gelombang tinggi saat akan turun jangkar di Pelabuhan Jayanti.
"Sementara, data yang kami miliki seorang nelayan, Tarmudi dilaporkan meninggal, dan rekannya Jamal masih belum ditemukan dan dalam proses pencarian. Keduanya merupakan nelayan asal Cirebon," kata Deden, Rabu (14/7).
Deden menyebutkan, untuk membantu proses pencarian korban, jajarannya menerjunkan satu tim rescue yang bergabung dengan unsur SAR yang ada di kewilayahan.
"Satu tim rescue diterjunkan dengan dilengkapi peralatan penunjang, seperti palsar, alat komunikasi, motor trail, peralatan medis, alat pelindung diri bagi personel, serta perahu karet," pungkasnya.