Nestapa Driver Ojol Yogya Terima Order Fiktif dan Kini Meninggal

11 Desember 2019 19:49 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perusahaan transportasi online Grab. Foto: Beawiharta/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Perusahaan transportasi online Grab. Foto: Beawiharta/Reuters
ADVERTISEMENT
Nasib nahas menimpa seorang driver Grab di Yogyakarta. Driver yang diketahui bernama Landung itu beberapa hari lalu mendapat order fiktif hingga Rp 423 ribu. Belum usai musibah yang dialami, pada Senin (9/12) sang driver dijemput ke pangkuan Sang Kuasa.
ADVERTISEMENT
Agung Wahyu Saputro (23), driver Grab yang juga rekan Landung, berkisah dirinya bertemu Landung pada Minggu (8/12) saat mengambil orderan. Di situ Landung bercerita beberapa waktu lalu mendapat order fiktif.
“Mas Landung curhat terus pagi itu kan (saya) sempat lihat tweet (soal order fiktif) ternyata benar itu habis kena orderan fiktif. Katanya itu posisi hujan-hujanan sampai sana kok orderannya fiktif katanya gitu,” ujar Agung saat dihubungi kumparan, Rabu (11/12).
Ndilalah sorenya Senin (9/12) dapat kabar meninggal. Ketemu saya Minggu dan dia cerita dapat order fiktifnya sekitar Jumat (6/12) apa Sabtu (7/12). Itu order fiktif Rp 423 ribu tapi beliau nggak lihatin riwayatnya order, tapi bilang di Bale Bebakaran Alun-alun utara pesannya,” beber Agung.
ADVERTISEMENT
Agung kaget saat mendapati kabar bahwa Landung meninggal di indekosnya di Bugisan, Kota Yogyakarta. Kabar yang ia terima dari pesan langsung (direct message) di media sosialnya itu masuk pada sore hari sehingga Agung tidak sempat melayat ke Paliyan, Gunungkidul.
“Kalau sakitnya tidak ada yang tahu. Jadi sama keluarga langsung dibawa ke Paliyan, langsung dikubur begitu,” kata dia.
Kisah Landung ini juga sempat dibagikan Agung melalui akun medsos Twitter miliknya @PenjahatGunung.
Terlepas dari meninggalnya Landung, Agung mengatakan bahwa orderan fiktif sangat meresahkan driver. Terlebih proses reimburse juga sering antre lantaran banyaknya orderan fiktif.
“Kadang ada teman ada yang sampai satu bulan harus di-follow up, kadang tiga hari sudah bisa. Itu kaya orang iseng (orderan fiktif). Sering tapi kalau lagi jarang ya jarang. Tapi hampir setiap hari pasti ada driver yang kena,” ujar dia.
ADVERTISEMENT
“Sangat meresahkan soalnya kalau ditanya yang bikin siapa, kita tidak bisa berspekulasi. Yang bikin siapa saja bisa, gitu,” ujar Agung.
Dia berpendapat sebenarnya bisa saja orderan fiktif ini ditanggulangi dengan regulasi yang ketat. Ketika membuat akun, customer wajib melampirkan KTP sehingga mudah dilacak ketika ada orderan fiktif. Namun dia mengakui hal itu tidak mudah.
Kini yang bisa dilakukan driver hanyalah teliti dan bersabar. Ketika mendapat orderan fiktif driver hanya bisa bersabar mencairkan reimburse sesuai prosedur.
“Kalau saya sudah lama, setahun lalu (kena orderan fiktif). Saya main aman kalau di atas Rp 200 ribu, harga mahal, pasti telepon konfirmasi,” pungkasnya.