Netanyahu: Jumlah Sandera Israel Cukup untuk Benarkan Serangan ke Gaza

12 Februari 2024 12:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Foto: RONEN ZVULUN / POOL / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Foto: RONEN ZVULUN / POOL / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan, jumlah sandera Israel yang sejak 7 Oktober 2023 sampai sekarang belum dibebaskan 'cukup' untuk membenarkan serangan ke Jalur Gaza dan menumpas Hamas.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, komentar itu disampaikan Netanyahu dalam wawancara dengan media Australia, ABC News, dan ditanya berapa banyak sandera Israel yang masih hidup.
"Cukup untuk membenarkan upaya-upaya yang kami lakukan," jawab Netanyahu dalam program 'This Week' yang disiarkan pada Minggu (11/2).
"Kami akan mencoba melakukan yang terbaik untuk mendapatkan semua yang masih hidup kembali dan, sejujurnya, juga mayat-mayat yang sudah meninggal," tambahnya.
Netanyahu juga mengungkapkan, satu warga sipil Palestina terbunuh untuk setiap pejuang Hamas yang tewas di Jalur Gaza.

IDF Selamatkan 2 Sandera Israel

Adapun komentar Netanyahu muncul sehari sebelum Israeli Defense Forces (IDF) mengumumkan bahwa dua sandera Israel yang ditawan Hamas berhasil diselamatkan dalam operasi di selatan Gaza, Rafah, pada Senin (12/2) pagi.
ADVERTISEMENT
Operasi itu menandai dimulainya invasi darat Israel ke Rafah, yang kini menjadi tempat pengungsian lebih dari setengah total populasi warga Gaza yang terusir dan kehilangan tempat tinggalnya.
"Selama operasi gabungan IDF (militer), ISA (badan keamanan Shin Bet), dan Polisi Israel di Rafah, semalam, dua sandera Israel berhasil diselamatkan, Fernando Simon Marman (60) dan Louis Har (70), yang diculik oleh organisasi teroris Hamas pada tanggal 7 Oktober lalu dari Kibbutz Nir Yitzhak," bunyi pernyataan IDF.
Warga Palestina memeriksa kehancuran setelah pemboman Israel di Rafah, di Jalur Gaza selatan pada Selasa (12/12/2023). Foto: Said Khatib/AFP
"Mereka berdua dalam kondisi medis yang baik, dan telah dipindahkan untuk pemeriksaan medis di rumah sakit Sheba Tel Hashomer," imbuhnya.
Sebelumnya, pertukaran sandera telah berlangsung selama tujuh hari gencatan senjata pada November lalu. Saat itu, lebih dari 200 tahanan Palestina — banyak di antara mereka dipenjara tanpa dakwaan jelas di Israel, ditukar dengan puluhan sandera Israel.
ADVERTISEMENT
Negosiasi terkini mengenai keberlanjutan gencatan senjata baru-baru ini telah berlangsung antara pejabat Hamas dan Israel di Qatar, selaku salah satu mediator gencatan senjata sebelumnya. Hamas menyambut baik dilanjutkannya gagasan itu dan mengusulkan 135 hari gencatan senjata yang terbagi dalam tiga tahap.