Novel Baswedan Sebut Isu Radikal Berhasil Bikin KPK Ditinggalkan Publik

18 Oktober 2021 13:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi KPK. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi KPK. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Novel Baswedan menilai dukungan publik menjadi salah satu faktor utama yang dimiliki KPK dalam menghadapi serangan atau upaya pelemahan dari para koruptor. Namun, publik kini mulai meninggalkan dukungan itu.
ADVERTISEMENT
Novel Baswedan menyebut bahwa isu radikal di dalam internal KPK menjadi pemicu kepercayaan publik mulai turun. Padahal isu tersebut tidak bisa dipertanggungjawabkan.
"Ternyata pemilihan isu itu sangat bagus dilakukan. Benar-benar efektif karena kemudian bisa memecah dukungan dan membuat persepsi di publik yang luar biasa," ujar Novel melalui pernyataan yang diunggah melalui akun YouTube pribadinya, Senin (18/10).
Penyidik senior KPK Novel Baswedan menanggalkan identitas pekerjaannya saat hari terakhir bekerja di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (30/9/2021). Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO
Novel mengatakan bahwa KPK kerap menangani kasus korupsi yang melibatkan orang yang berpengaruh dan mempunyai kekuasaan serta uang. Maka adanya perlawanan terhadap KPK pun merupakan risiko yang harus siap dihadapi.
Meski demikian, KPK selalu didukung oleh publik dalam menghadapi itu. Namun, hal itu mulai ditinggalkan.
"Ketika KPK hadir untuk memberantas isu korupsi yang luar biasa, bahkan di level tinggi bisa dijangkau tentu itu suatu yang luar biasa tapi yang terjadi adalah pelan-pelan upaya dukungan masyarakat dijauhkan dari KPK," ucap Novel.
ADVERTISEMENT
Mengenai isu radikal itu, Novel menyebut para pegawai awalnya tidak mempedulikannya. Sebab, hal tersebut menurut Novel merupakan fitnah. Pegawai di KPK bukan hanya mereka yang beragama Islam saja. Terdapat pula mereka yang beragama lain bahkan multi-etnis.
"Awalnya saya dan kawan-kawan di KPK tidak pernah mau terjebak dengan pembicaraan terkait dengan hal itu karena jelas itu pembohongan, itu fitnah dan jauh dari fakta. Bayangkan ketika disebut isu taliban, radikal, atau apa pun itu seolah-olah hanya di satu KPK hanya orang muslim saja yang bekerja padahal tidak begitu," tegas Novel.
Ilustrasi penyidik KPK. Foto: Instagram/@official.kpk
Lebih dari itu, Novel menganggap hal itu sebagai serangan biasa serangan yang bisa saja diterima KPK kapanpun. Karenanya ketimbang mempermasalahkan itu, dalam menghadapinya, Novel dan para pegawai memilih untuk tetap bekerja sembari mempertebal keyakinan mereka pada agama masing-masing.
ADVERTISEMENT
"Memang ketika memberantas korupsi, risikonya kita akan diserang balik dan orang-orang yang menyerang adalah orang-orang yang punya kekuasaan, punya kekayaan, sumber daya ekonomi, dan ketika serangan dilakukan pasti dampaknya luar biasa. Ketika kami bekerja dengan risiko sebesar itu sangat wajar kemudian banyak di antara kami memilih untuk benar-benar mencari perlindungan yang terbaik yaitu dari tuhan, dari Allah SWT," kata Novel.