Nyoman Nuarta Geram Galeri Seni Miliknya Dijadikan Tempat Kampanye

24 Maret 2019 9:17 WIB
Nyoman Nuarta Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Nyoman Nuarta Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Pematung kenamaan asal Bali, I Nyoman Nuarta, geram bukan kepalang. Perancang patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) ini kesal karena galeri seninya yang berlokasi di Bandung, Nuart Sculptur Park, dijadikan tempat kampanye salah satu paslon capres-cawapres.
ADVERTISEMENT
Nuarta menilai, galeri seni tidak boleh diisi dengan kepentingan-kepentingan politik tertentu. Ia bercerita, peristiwa itu bermula dari pementasan teater 'Calon Arang' yang dilakukan di Nuart, Sabtu (23/3) lalu.
"Saya juga rada aneh, Calon Arang biasanya pentasnya itu hampir enggak pernah ada di dalam ruangan. Karena itu kan pementasan sakral sekali kalau di Bali itu," ujar Nyoman kepada kumparan, Minggu (24/3).
Nuarta menjelaskan, sebelumnya sutradara teater memang telah meminta izin kepadanya untuk membuat pementasan teater 'Calon Arang'. Ia menyebut, banyak pekerja media yang ikut terlibat dalam pementasan tersebut.
"Jadi diseleksilah naskahnya segala macem oleh ibu Kenny (pengelola Nuart). Enggak ada apa-apa. Enggak ada yang berbau politik," katanya.
Namun, saat waktu pementasan tiba, Nuarta dibuat terheran karena banyak tamu yang tak dikenalnya ikut hadir. Terlebih ketika pementasan masuk ke dalam cerita.
ADVERTISEMENT
"Itu main belum apa-apa, secara tidak langsung mereka sudah menghantam, ya tidak sebut nama ya, mereka sudah memerankan seperti SBY, kemudian Presiden kita Pak Jokowi, kemudian ada Ibu Megawati, ada ibu Puan juga. Ciri-cirinya detail sekali, jadi orang tau semua itu yang dimaksud siapa," jelas Nuarta.
Meski begitu ia tidak merinci cerita apa yang dipentaskan. Yang jelas, menurutnya, apa yang ditampilkan pada cerita tersebut menjelekkan Presiden Joko Widodo.
"Saya gini, anda suka atau tidak suka (boleh) tapi enggak begini caranya, dia itu presiden lho. Dipilih oleh orang banyak. Itu yang saya udah enggak suka," ucap Nuarta.
Ia menduga bahwa pementasan tersebut sudah direncanakan sebelumnya oleh pihak-pihak tertentu sebagai agenda kampanye salah satu paslon capres-cawapres.
ADVERTISEMENT
"Bukan indikasi (kampanye) lagi, itu kelihatan sudah terencana, dengan cara-cara mereka. sudah terencana banget, Matang. Jadi itu yang saya tidak suka," kata pematung kelahiran Tabanan, Bali, ini.
Saat ditanya mengenai sosok sang sutradara teater ia enggan membahasnya. Nuarta hanya membenarkan bahwa sutradara tersebut sudah memintanya bertemu pasca-pementasan.
"Mereka semalam sudah datang, saya nolak, enggak usah lah ketemu saya. Jadi enggak ada urusannya 'Calon Arang'. 'Calon Arang' tuh enggak ada bodor-bodor-nya. Itu pertunjukkan yang sangat serius," tuturnya.
Secara terpisah, pihak penyelenggara teater 'Calon Arang' yakni Teater Sendiri juga telah mengklarifikasi perihal dugaan pementasannya dijadikan agenda kampanye salah satu capres tertentu.
"Teater Sendiri tidak pernah berafiliasi dengan institusi manapun, termasuk di dalamnya KOMPAS TV, RTV, SCTV, MNC, atau Kantor Media manapun. Memang benar pemain kami memiliki pekerjaan sebagai JURNALIS, namun kami tidak pernah mengadakan kerjasama dengan institusi terkait terutama tentang pementasan ini," ujar pendiri Teater Sendiri, A. Nawir Hamzah, dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan, Minggu (24/3).
ADVERTISEMENT
Ia juga menegaskan bahwa pementasan 'Calon Arang' murni merupakan karya seni dengan tujuan kebebasan berekspresi yang menjunjung tinggi nilai perdamaian dan netralitas.
"Pementasan kami sepenuhnya bertujuan untuk menyuarakan pesan politik damai dan sama sekali tidak mendukung kepentingan politik manapun," jelasnya.