Observasi 74 ABK WNI Diamond Princess Kemungkinan di Natuna Lagi

20 Februari 2020 13:30 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko PMK, Muhadjir Effendy, di acara doa bersama lintas agama dan penyerahan zakat di Gedung Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (2/1) Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko PMK, Muhadjir Effendy, di acara doa bersama lintas agama dan penyerahan zakat di Gedung Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (2/1) Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah menyebut akan segera mengevakuasi 74 ABK WNI di kapal pesiar Diamond Princess yang tengah bersandar di Yokohama, Jepang.
ADVERTISEMENT
Menko Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, kemungkinan besar mereka akan diobservasi lagi di Natuna, Kepulauan Riau.
"Kita sudah sampaikan opsi ke Bapak Presiden dan Presiden akan mempertimbangkan 1-2 hari ini, keputusan di tangan beliau. Saya yakin Presiden akan mempertimbangkan dengan jernih seperti pengalaman saat kita bimbang evakuasi dari Wuhan," kata Muhadjir usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (20/2).
Ketika ditanya, apakah usai evakuasi, proses observasi akan kembali dilakukan di Natuna, Muhadjir tak menampik. Namun, ia juga mengungkapkan ada opsi lain yang disampaikan ke Jokowi.
"Kemungkinan (di Natuna lagi -red), tadi kami sudah mengajukan beberapa opsi kepada Bapak Presiden dan masih akan dipertimbangkan," jelas dia.
Kapal Diamond Princess yang bersandar di Daikoku Pier Cruise Terminal di Yokohama, selatan Tokyo, Jepang. Foto: REUTERS/Issei Kato
Muhadjir menambahkan, akan ada perbedaan proses observasi 74 ABK WNI itu. Yang pasti, pemerintah akan memastikan mereka clear dari virus corona sebelum dipulangkan ke kampung halaman.
ADVERTISEMENT
"Mereka 'sehat'. Artinya tetap harus ada observasi bahkan mungkin akan beda perlakuannya dibanding Wuhan. Karena dia berada di kapal, bukan di daratan, kan," ungkapnya.
Muhadjir juga menjelaskan, 4 WNI yang saat ini sudah positif virus corona tak akan dievakuasi. Mereka akan tetap dirawat di rumah sakit di Chiba dan Tokyo.
"Kalau yang sakit tidak boleh dievakuasi kan, harus dirawat di sana. Ini yang evakuasi yang sehat," tutur dia.
Sebelumnya, Muhadjir menjelaskan, ada beberapa opsi yang saat ini masih digodok. Opsi-opsi itu nantinya akan dikonsultasikan dulu dengan Presiden Jokowi.
Kapal pesiar Diamond Princess di Daikoku Pier Cruise Terminal di Yokohama. Foto: REUTERS/Kim Kyung-Hoon
"Opsi pertama yaitu akan kita jemput dengan kapal (laut). Kapal Soeharso milik TNI. Kapal rumah sakit dengan sudah kita hitung berapa kemungkinan kelemahan dan keuntungannya," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Kapal milik TNI yang dimaksud Muhadjir adalah KRI Dr Soeharso yang merupakan kapal jenis bantu rumah sakit (BRS).
Opsi kedua, kata Muhadjir, dijemput menggunakan pesawat terbang. Opsi ini juga masih dihitung hambatan dan efisiensinya.
"Intinya pemerintah berkomitmen kuat untuk mengevakuasi mereka sesegera mungkin," katanya.
Sebelumnya, observasi WNI dari Wuhan, China, dilakukan di hanggar Lanud Raden Sadjad, Natuna. Mereka diobservasi selama 14 hari hingga dipulangkan pada Sabtu, 15 Februari lalu.