news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Observasi WNI di Natuna Selesai, Bupati Minta Pusat Tambah Fasilitas Kesehatan

16 Februari 2020 10:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Negara Indonesia (WNI) berjalan menuju pesawat di Hanggar Pangkalan Udara TNI AU Raden Sadjad, Ranai, Natuna, Kepulauan Riau.  Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
zoom-in-whitePerbesar
Warga Negara Indonesia (WNI) berjalan menuju pesawat di Hanggar Pangkalan Udara TNI AU Raden Sadjad, Ranai, Natuna, Kepulauan Riau. Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
ADVERTISEMENT
238 WNI yang dievakuasi dari Wuhan, China, telah selesai menjalani 14 hari masa observasi di Natuna, Kepulauan Riau. Setelah dijadikan lokasi observasi, Pemkab Natuna berharap pemerintah pusat meningkatkan fasilitas kesehatan di wilayahnya.
ADVERTISEMENT
"Harapan kami, pemerintah pusat dapat menambah fasilitas kesehatan bagi rumah sakit kami," kata Bupati Natuna, Abdul Hamid Rizal, di Natuna, dilansir Antara, Minggu (16/2).
"Karena Natuna wilayah perbatasan yang jauh dari mana-mana. Sehingga kalau terjadi hal seperti ini tidak perlu jauh-jauh, karena rumah sakit bisa menangani," lanjutnya.
Ia menjelaskan, saat ini rumah sakit umum daerah (RSUD) di Natuna kebanyakan masih bertipe C atau fasilitas kesehatannya tingkat dua. Maka dari itu, Abdul berharap kelak ke depannya fasilitas kesehatan di Natuna bisa naik tipe A atau B.
Bupati Natuna, Abdul Hamid Rizal di Komisi IX DPR RI, Jakarta, Selasa (4/2). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Abdul menuturkan, selama ini masyarakat Natuna yang memiliki penyakit tertentu harus berobat hingga ke Kota Tanjungpinang, Kota Batam, dan Kota Pontianak yang memiliki fasilitas lebih memadai.
ADVERTISEMENT
Padahal, jarak Natuna ke Tanjungpinang atau Batam relatif jauh. Untuk perjalanan laut saja dibutuhkan waktu hingga 2 hari dari Tanjungpinang atau Pontianak. Sedangkan di pulau-pulau penyangga sudah ada puskesmas dengan fasilitas yang cukup, seperti di Pulau Subi, Serasan.
"Di Pulau Laut, sudah Pusekesmas rawat inap. Harapannya semua Puskesmas dibikin bagus," ucap dia.
Selain fasilitas kesehatan, Abdul juga meminta pemerintah turut membangun bandara sipil berstandar internasional. Sebab, selama ini penerbangan sipil masih mengandalkan landasan Lanud Raden Sadjad.
Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal (kanan) menyalami warga saat berkunjung di Kota Tua Penagi, Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (6/2). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Begitu juga dengan pelabuhan bertaraf internasional, sehingga ekspor hasil bumi Natuna bisa langsung terkirim ke negara tujuan. Karena selama ini hasil bumi Natuna diekspor melalui Batam dan Jakarta.
"Dengan begitu, bisa menambah nilai tambah Natuna. Ekonomi Natuna bisa lebih cepat meningkat," tutup dia.
ADVERTISEMENT
238 WNI bersama awak pesawat Batik Air dan tim advance akhirnya kembali ke rumah masing-masing pada Sabtu (15/2) setelah menjalani masa observasi di Natuna.
Mereka dibawa ke Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, lalu pulang ke daerahnya masing-masing. Masyarakat juga diminta tak perlu khawatir karena semua WNI maupun kru yang diobservasi dinyatakan sehat.