Ocehan Fasis Penusuk Tiga Pembela Muslim di Portland

31 Mei 2017 15:58 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jeremy Christian (Foto: Associated Press)
Jeremy Christian tak gentar sedikitpun. Saat digelandang dua orang polisi bertubuh kekar, ia masih sempat-sempatnya mengutarakan bahwa pembunuhan yang ia lakukan adalah bentuk patriotismenya untuk Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
"You call it terrorism, I call it patriotism. You hear me?" ucap Jeremy keras-keras. Ia yang mengenakan kaus biru untuk tahanan kriminal Amerika Serikat seperti tak peduli dengan aksi yang ia lakukan Jumat (26/5) pekan lalu.
Jeremy J. Christian, pelaku penusukkan di Portland (Foto: Portland Police Bureau via Reuters)
Betul, Jeremy adalah laki-laki yang menusuk tiga orang di dalam kereta di Portland, Oregon, Amerika Serikat, setelah dirinya menyerang secara verbal dua perempuan muslim yang kebetulan satu gerbong dengannya. Aksi Jeremy tersebut kemudian coba dihentikan oleh tiga orang penumpang lainnya, yaitu Taliesin Myrddin Namkai-Meche (23), Rick Best (53), dan juga Micah David-Cole Fletcher (21).
Alih-alih menghentikan aksinya, Jeremy justru menyerang tiga orang yang melindungi dua perempuan muslim tersebut. Dengan menggunakan sebilah pisau, ia menikam leher Namkai-Meche dan Best. Keduanya tewas, sementara Fletcher yang juga mengalami penusukan berhasil selamat dan kini telah keluar dari rumah sakit.
ADVERTISEMENT
"Kebebasan berpendapat atau mati," teriaknya. "Ini Amerika, keluar saja kalau kalian tak suka dengan kebebasan berpendapat!" Jeremy (35) sepertinya tak begitu paham perbedaan "free speech" dan "hate speech".
Ia memang dikenal sebagai white supremacist lokal di Portland, Oregon. White supremacist adalah sebutan bagi mereka yang percaya bahwa ras kaukasian yang berkulit putih lebih unggul ketimbang ras lainnya.
Micah David-Cole Fletcher (Foto: Beth Nakamura/The Oregonian via AP, Pool)
Micah David-Cole Fletcher yang selamat juga berada di ruangan yang sama saat Jeremy mengoceh tak jelas soal patriotisme. Ia hanya terdiam melihat penusuknya tersebut. Dengan leher yang masih berbekas luka tusukan, ia hanya menatap teriakan-teriakan Jeremy tanpa membalas sepatah kata pun.
"Death to the enemies of America," teriaknya. "Tinggalkan negara ini kalau kalian benci kebebasan kami!"
ADVERTISEMENT