Ombudsman Soal New Normal: Tergesa-gesa, Jumlah Positif Corona di RI Terus Naik

27 Mei 2020 14:11 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
(Kiri-kanan) Pengurus Harian YLKI Sularsi, Sekjen Dewan Energi Kementerian ESDM Djoko Siswanto, Anggota Ombudsman RI Alvin Lie, Anggota Ombudsman RI Laode Ida, di Kantor Ombudsman RI, Jakarta. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
(Kiri-kanan) Pengurus Harian YLKI Sularsi, Sekjen Dewan Energi Kementerian ESDM Djoko Siswanto, Anggota Ombudsman RI Alvin Lie, Anggota Ombudsman RI Laode Ida, di Kantor Ombudsman RI, Jakarta. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
Komisioner Ombudsman Alvin Lie menilai rencana pemerintah untuk memasuki new normal atau melonggarkan PSBB agak tergesa-gesa.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, banyak faktor krusial yang seharusnya diperhatikan dan dikendalikan terlebih dahulu sebelum mengambil langkah pelonggaran.
Hal itu disampaikan Alvin dalam keterangan tertulis, Rabu (27/5).
Selain itu, Alvin juga menyorot status wabah corona yang masih merupakan bencana nasional di Indonesia. Status itu disertai dengan kebijakan bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah demi mencegah semakin menyebarnya virus.
Dia mengatakan, status itu masih belum berhasil membawa Indonesia keluar dari situasi wabah yang berbahaya dan mengancam masyarakat.
Alvin khawatir, apabila upaya yang masih belum berhasil itu malah dilonggarkan, maka kasus corona di Indonesia menjadi semakin pelik.
“Apabila PSBB ini dilonggarkan, apakah ini bukannya justru mempersulit penanganan pencegahan dan penghentian penyebaran COVID-19?” tutur mantan anggota DPR ini.
Petugas memeriksa kesehatan calon penumpang sebelum pemberangkatan di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (15/5). Foto: ANTARA FOTO/Fauzan
Alvin memaklumi dilema pemerintah Indonesia saat ini yang ingin mengentas wabah, sekaligus juga ingin menghidupkan perputaran ekonomi masyarakat.
ADVERTISEMENT
Namun, menurut dia, pemerintah juga tidak boleh terburu-buru dalam mengambil kebijakan untuk permasalahan ekonomi itu.
Alvin Lie mencontohkan saat adanya pelonggaran untuk penumpang pesawat beberapa waktu lalu yang langsung memicu terjadinya penumpukan penumpang di bandara tanpa social distancing. Hal itu harusnya bisa menjadi pelajaran bagi pemerintah.
“Saya khawatir ini ketika mal dibuka juga akan terjadi penumpukan yang sama (seperti di bandara), dan itu risikonya sangat besar,” ucap Alvin.
Sarankan Simulasi
Alvin berpendapat, pemerintah perlu menjalankan suatu simulasi serta membentuk SOP yang lengkap, sebelum melonggarkan PSBB atau menjalankan new normal.
Simulasi itu, kata dia, melibatkan semua pihak, mulai pemerintah, masyarakat, hingga para pedagang yang nantinya bakal diizinkan kembali berkegiatan.
ADVERTISEMENT
Hal itu demi memastikan bahwa semua pihak benar-benar telah siap menjalankan fase normal baru—jika normal baru itu benar hendak disegerakan.
“Alangkah baiknya langkah-langkah itu dirancang dengan baik, dilakukan simulasi dulu, dilakukan latihan-latihan semua pihak, pemerintah-pemerintah daerah, pengelola mal, pedagang-pedagang yang di mal, itu semuanya diberi pelatihan dulu, diberi SOP-nya dulu,” bebernya.
“Jika terjadi ada kondisi darurat ada yang pingsan, misalnya, di sana ada yang ternyata terkena COVID-19 bagaimana penanganan SOP-nya, ujarnya.
Tanpa adanya latihan simulasi, Alvin khawatir pelonggaran PSBB atau new normal justru akan membuat keadaan menjadi lebih buruk lagi.
*****
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.
*****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.
ADVERTISEMENT