Omicron Jadi Varian Paling Dominan, Kasus COVID-19 Korsel Cetak Rekor Tertinggi

25 Januari 2022 11:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah warga memakai masker antre untuk melakukan tes virus corona di Seoul, Korea Selatan. Foto: Kim Hong-Ji/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah warga memakai masker antre untuk melakukan tes virus corona di Seoul, Korea Selatan. Foto: Kim Hong-Ji/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setelah sempat mengalami penurunan angka kasus harian, Korea Selatan (Korsel) kembali mencatat lonjakan COVID-19. Peningkatan ini dipicu oleh penyebaran varian Omicron yang saat ini sudah dominan di Negeri Ginseng.
ADVERTISEMENT
Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) pada Selasa (25/1) melaporkan penambahan kasus baru sebanyak 8.571 infeksi. Ini menjadi rekor kasus harian tertinggi sepanjang pandemi di Korsel.
Sementara di hari yang sama, kasus kematian juga bertambah 23 jiwa.
Varian Omicron pun sudah dikonfirmasi sebagai varian dominan di Korsel pada pekan lalu. Dalam dua hingga tiga pekan ke depan, Omicron diprediksi akan mencakup 90% dari jumlah kasus baru.
Dalam periode tersebut, kasus harian diperkirakan melampaui 20.000 hingga 30.000 infeksi.
Gelombang kasus akhir tahun 2021 sempat mencapai puncaknya pada pertengahan Desember. Setelah itu, jumlahnya merosot.
Sejumlah warga memakai masker di tengah ketatnya aturan jarak sosial di Seoul, Korea Selatan. Foto: Heo Ran/REUTERS
Namun, memasuki minggu kedua Januari 2022, kasus yang tadinya berkisar 4.000 per hari langsung melonjak pesat. Padahal, pada akhir pekan lalu, jumlah testing COVID-19 justru menurun.
ADVERTISEMENT
Per Selasa, jumlah pasien COVID-19 yang bergejala sedang ke berat mencapai 392 orang. Sedangkan pasien COVID-19 yang baru masuk rumah sakit bertambah 779 orang, meningkat dari hari sebelumnya yaitu 701 orang.

Warga Diminta Tidak Bepergian

Lonjakan ini membuat masyarakat Korsel khawatir. Sebab, peningkatan terjadi menjelang hari libur Tahun Baru Imlek.
Dalam liburan Imlek, jutaan warga Korea biasanya melakukan perjalanan untuk berkumpul dengan keluarga besar.
Perdana Menteri Kim Boo-kyum pun meminta masyarakat untuk tidak bepergian terlebih dahulu selama liburan Imlek.
Para pekerja mengenakan pakaian pelindung saat menyemprotkan desinfektan untuk mencegah COVID-19 di pasar lokal di Kota Daegu, Korea Selatan, Mingg (23/2). Foto: AP Photo/Ahn Young-joon
“Jika banyak orang bepergian di penjuru negara dan bertemu satu sama lain, itu sama saja dengan menuangkan bahan bakar ke api yang sudah berkobar,” kata Kim pada Senin (24/1), dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
Demi mempersiapkan kapasitas rumah sakit, periode isolasi bagi pasien yang sudah divaksinasi, dipotong menjadi tujuh hari dari sebelumnya 10 hari. Kebijakan ini akan berlaku mulai Rabu (26/1).
Di tengah meledaknya kasus COVID-19, Korsel masih menerapkan aturan jaga jarak dan wajib bukti vaksin yang ketat.
Sedangkan warga yang belum divaksinasi sangat dibatasi gerak-geriknya di ruang publik. Mereka hanya bisa makan di luar sendiri, memesan lewat pesan antar, atau take-away.
Lebih dari 95% dari orang dewasa di Korsel sudah divaksinasi dosis lengkap. 58% di antaranya sudah menerima booster atau dosis ketiga.
Kini, total kasus COVID-19 Korsel mencapai 733.902 infeksi dan 6.540 kematian. Hampir setengah dari kasus kematian adalah lansia berusia 80 tahun ke atas.
ADVERTISEMENT