Operasi Trojan Shield Sukses, 800 Pelaku Kejahatan Narkoba Global Ditangkap

8 Juni 2021 17:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi FBI. Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi FBI. Foto: AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lembaga penegak hukum global berhasil meretas aplikasi yang digunakan pelaku kriminal di seluruh dunia. Lewat peretasan itu mereka sukses membaca pesan terenkripsi para bandit narkoba di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Operasi gabungan tersebut dilakukan oleh Kepolisian Australia, Kepolisian Eropa Europol, dan Biro Investigasi Federal AS FBI. Mereka menangkap 800 terduga pelaku kriminal narkotika di 18 negara.
Belasan negara itu terletak di Australia, Asia, Amerika Selatan, sampai Timur Tengah. Mereka terlibat dalam perdagangan narkotika skala global.
Lebih dari 800 orang tersebut merupakan anggota organisasi kejahatan internasional. Selain menangkap, polisi juga menyita uang senilai USD 148 juta atau setara berton-ton narkotika.
Ilustrasi pengecekan kandungan narkotika. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
Dalam keterangannya FBI menyebut operasi ini sebagai Trojan Shiled. FBI menyatakan, Trojan Shield adalah operasi infiltrasi dan pengambilan data terenkripsi terbesar.
Keberhasilan Trojan Shield dipuji PM Australia Scott Morrison. Dia mengatakan, operasi tersebut adalah kesuksesan dunia secara luas.
"Operasi ini merupakan pukulan telak terhadap kejahatan terorganisir, bukan cuma di negara ini, tapi akan bergema di seluruh dunia," kata Morrison seperti dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
"Ini adalah momen penting dalam sejarah penegakan hukum di Australia," sambung dia.
Di Australia sendiri ada 224 orang yang terjaring Trojan Shield. Mereka termasuk anggota geng motor terlarang.
Sedangkan di Selandia Baru sebanyak 35 orang ditangkap polisi.
Untuk di Eropa, 75 orang ditangkap di Swedia, 60 di Jerman, 49 di Belanda.

Dimulai 2018

Operasi Trojan Shield dimulai pada 2018. Kala itu, operasi ini pertama kali digagas kepolisian Australia dan FBI.
Mereka memulai operasi usai penegak hukum AS berhasil mengambil alih aplikasi pesan An0m. Aplikasi itu digunakan oleh berbagai jaringan kejahatan.
Dari laporan FBI seorang sosok pelaku tindak kriminal di Australia pernah membagikan ponsel berisi aplikasi An0m kepada rekan-rekannya.
Sosok yang masih dirahasiakan itu percaya aplikasi tersebut aman, karena tidak punya fungsi lain selain mengirim pesan tanpa bisa mengirim gambar dan suara. An0m juga terenkripsi.
ADVERTISEMENT
Tindakan tersebut tercium aparat keamanan gabungan itu. Mereka kemudian melakukan upaya peretasan yang berujung penangkapan 800 orang lebih di seluruh dunia.