Orang Tua Murid di Bali Berebut Nomor Token PPDB karena Termakan Hoaks

Kadisdikpora Kota Denpasar, Wayan Gunawan. Foto: Denita Br Matondang/kumparan

Kadisdikpora Denpasar I Wayan Gunawan menanggapi aksi sejumlah orang tua yang berebut nomor token Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN).

Gunawan mengatakan para orang tua yang memperebutkan nomor token PPDB itu termakan hoaks. Para orang tua, kata dia, mendapat informasi siapa cepat dapat token maka ada jaminan anaknya masuk ke sekolah itu.

Padahal, siswa yang diterima di sekolah berdasarkan prioritas, yakni siswa miskin, jarak rumah terdekat dan zona kawasan.

"Saya tak tahu siapa yang menghembuskan (informasi hoaks) di lapangan. Artinya, hari ini dianggap sebagai pendaftaran. Padahal hari ini adalah verifikasi, kemudian ada dihembuskan (infomasi) nanti siapa yang dapat token lebih cepat itu yang diterima," kata Gunawan di SMPN 10 Denpasar, Senin (17/6).

Sejumlah orang tua siswa di berkumpul mengambil nomor token Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Foto: Denita BR Matondang/kumparan

Gunawan mengatakan telah berkoordinasi dengan para pihak sekolah agar menyosialisikan proses PPDB dengan benar. Para orang tua siswa diperkenankan mendaftar untuk verifikasi hingga Rabu (19/6) dari pukul 08.00 hingga pukul 17.00 WITA.

"Yang diperlukan di sini bagaimana kerjasama yang baik. Dari pihak sekolah mengarahkan misalnya hari ini, kami mempunyai keterbatasan dalam memberikan pelayanan disuruh datang besok, ya, datang lah besok. Besok juga nanti selesai bisa dilayani sampai batas jumlah tertentu".

Untuk diketahui, jumlah siswa lulusan SD di Denpasar adalah 13.946 orang, sementara itu kuota di 13 SMPN yang ada di Denpasar hanya 3.740 siswa.

Sebelumnya, Sejumlah orang tua siswa di Denpasar, Bali, saling adu cepat untuk mendapatkan nomor token Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Token ini digunakan untuk login saat mendaftar secara online ke SMP idaman.