Wakil Ketua PA 212 Jateng Endro Sudarsono

PA 212 Jateng Tak Ikut Aksi di Depan Istana, Pilih Aksi di Polda Jateng Senin

17 Desember 2020 18:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (tengah) berjalan menuju mobil tahanan usai diperiksa di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Minggu (13/12/2020) dini hari.  Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
zoom-in-whitePerbesar
Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (tengah) berjalan menuju mobil tahanan usai diperiksa di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Minggu (13/12/2020) dini hari. Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
ADVERTISEMENT
Persatuan Alumni 212 (PA 212) dan Anak NKRI berencana menggelar aksi di depan Istana pada Jumat (18/12). Mereka menuntut Habib Rizieq dibebaskan dan pengusutan tewasnya 6 pengawal Rizieq.
ADVERTISEMENT
Terkait rencana tersebut, PA 212 Jawa Tengah (Jateng) tak akan ikut serta dalam aksi di Jakarta itu. Selain itu polisi juga menyebut akan mencegah kedatangan massa dari daerah dengan membubarkan setiap kerumunan lebih dari 10 orang.
"Tidak ada (PA 212 Jawa Tengah yang ikut pada aksi (18/12)," ujar Wakil Ketua PA 212 Jateng Endro Sudarsono, Kamis (17/12).
Wakil Ketua PA 212 Jateng Endro Sudarsono. Foto: Dok. Istimewa
Namun demikian Endro mengaku akan menggelar aksi serupa di depan Mapolda Jateng pada Senin (21/12). Tuntutannya sama dengan aksi PA 212 di Istana yakni meminta Habib Rizieq Syihab dibebaskan dan menuntut pengusutan kasus tewasnya 6 pengawal Habib Rizieq.
"Aksi 2112 Jateng Bergerak di depan Mapolda Jawa Tengah. 1000 umat Islam," kata dia.
Sebelumnya, PA 212 Jateng meminta dilakukannya investigasi independen demi menemukan kebenaran atas kematian 6 pengikut Habib Rizieq.
ADVERTISEMENT
"Ada sederet pertanyaan yang harus dijawab seperti, apa ada pembuntutan, siapa yang memulai, di mana TKP kematian, mengapa ditembak mati tidak dilumpuhkan, mengapa FPI merasa diculik, ada video/cctv tidak, bagaimana asal usul senjata api dan lainya lagi," kata di Wakil Ketua PA 212 Jateng Endro Sudarsono kepada kumparan, Selasa (8/12).
Menurut dia, pernyataan tersebut harus menemukan jawaban agar kronologi kematian 6 anggota FPI dengan versi polisi dan versi polisi dapat terkuak.
"Karena jika hal ini terkait pemanggilan Habib Rizieq Polri masih ada waktu untuk melakukan pemanggilan kedua. Lalu, jika peristiwa ini diduga terkait dukungan maka harusnya ada SOP tentang pembubaran massa," tanya dia lagi.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten