PA 212: Terbentuknya Koalisi Keumatan Tak Jamin Rizieq Syihab Pulang

5 Juni 2018 16:20 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertemuan Koalisi Keumatan (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pertemuan Koalisi Keumatan (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pertemuan Prabowo Subianto, Amien Rais, Rizieq Syihab, dan perwakilan Persaudaraan Alumni (PA) 212 di Makkah melahirkan koalisi keumatan, yaitu koalisi Gerindra, PKS, PAN, dan PBB. Meski demikian, terbentuknya koalisi itu tidak otomatis membuat Rizieq segera pulang ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ketua PA 212 Slamet Maarif mengatakan, kepulangan Rizieq tidak dipengaruhi oleh terbentuknya koalisi keumatan. Menurutnya, Rizieq akan pulang jika pemerintah dapat memastikan keamanan Rizieq serta umat.
“Terbentuk atau tidak, enggak pengaruh terhadap kepulangan Habib Rizieq. Tapi yang mempengaruhi keamanan dirinya dan umat. Kalau beliau pulang, umat aman. Tapi kalau beliau pulang umat dan dakwah mengalami dampak negatif, beliau tidak akan pulang,” ujar Slamet dalam jumpa pers di kantor PA 212, Jalan Condet Raya, Jakarta Timur, Selasa (5/6).
Slamet juga kerap meyakinkan Rizieq bahwa umat merindukannya. Meski demikian, kata dia, Rizieq masih menunggu waktu yang tepat untuk kembali ke Indonesia.
Amien Rais, Prabowo temui Habib Rizieq di Makkah. (Foto: Instagram Story/@amienraisofficial)
zoom-in-whitePerbesar
Amien Rais, Prabowo temui Habib Rizieq di Makkah. (Foto: Instagram Story/@amienraisofficial)
“Kita selalu sampaikan beliau. Habib, umat kangen. (Lalu dijwab) Sampaikan ke umat kangen saya lebih kangen dengan umat. Lalu bagaimana rencana pulang? Suatu saat beliau pasti akan pulang menunggu waktu tepat pulang ke Tanah Air,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Slamet mengandaikan situasi Rizieq seperti ketika Nabi Muhammad yang memilih hijrah karena mendapat ancaman akan dibunuh. Sebab hal itu juga mengancam perjuangan umat.
“Karena sudah lama disampaikan kondisi beliau harus hijrah karena beliau ikuti jejak baginda Rasulullah SAW. Ketika dirinya diancam, beliau harus hijrah. Ketika dirinya dihina hanya dirinya tidak berdampak dirinya,” tuturnya.
“Ketika Rasul mau dibunuh, tidak menyerahkan diri, maka beliau hijrah. Habib pun berpikir sama. Kalau beliau tidak aman dan menyerahkan diri akan berdampak perjuangan umat. Beliau juga akan hijrah ke Makkah pertimbangan satu, menyelamatkan umat bukan dirinya,” klaimnya.