Pakar: Sandi Sebaiknya Tak Jadi Ketum PPP, Akan Dianggap Pragmatis

28 Oktober 2020 13:53 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sandiaga Uno di HUT Partai Gerindra. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sandiaga Uno di HUT Partai Gerindra. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Ramai nama Sandiaga Salahudin Uno sebagai salah satu kandidat Ketua Umum PPP, setelah disuarakan pengurus daerah PPP. Berbagai spekulasi pun muncul dengan mencuatnya nama Sandi.
ADVERTISEMENT
Pakar komunikasi politik, Gun Gun Heryanto, menilai Sandi sebaiknya tak mengambil posisi PPP, meski kesempatan itu terbuka lebar.
"Saya sih menyarankan jika pun ada kesempatan Mas Sandi tidak mengambil posisi sebagai ketum PPP," kata Gun saat dimintai tanggapan, Rabu (28/10).
Gun Gun lalu menjelaskan alasannya. Pertama menurutnya, secara psikopolitik, Sandi akan dianggap sangat pragmatis, mengambil posisi Ketua umum sementara bukan kader PPP.
Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin (ketiga kiri) menghadiri pembukaan Workshop DPRD fraksi PPP di Hotel Redtop, Sabtu (15/2). Foto: Dok. Setwapres
"Itu tidak bagus dalam konteks bacaan publik, sementara karier dia kan sebenarnya cukup panjang ke depan dan punya posisi strategis di Gerindra," papar Direktur Eksekutif The Political Literacy itu.
Alasan kedua, menurut Gun Gun, mengambil posisi Ketum PPP di saat seperti sekarang akan merusak tatanan partai. Sebab, Partai modern adalah partai berbasis kader bukan hanya menjadi alat kendaraan politik sesaat.
ADVERTISEMENT
"Artinya memang kebutuhan PPP memang pasca gonjang-ganjing Romy (Romahurmuziy) sebenarnya memperkuat konsolidasi internal dengan menguatkan organ-organ Partai," katanya.
"Selain melanggar AD/ART, itu juga tidak bagus dalam konteks konsolidasi internal. Karena akan terjadi kecemburuan, meskipun di awal akan happy saja. Nah, kalau ada konsesi ya tetapi jangka panjang konfliknya pasti akan membara," tambahnya.
Lebih lanjut, alasan kuat lain yang menurut Gun Gun lebih penting adalah soal pertimbangan maju di Pilpres 2024. Gun Gun berpendapat, mengambil PPP bukanlah langkah strategis.
Gun Gun lalu mengingatkan pengalaman saat Pilpres 2019 lalu, sebagai bukti politik representasi (keterwakilan) tidak mudah untuk dilakukan.
"Pengalaman dengan PKS kemarin kan sudah jelas, bahwa tidak mudah politik representasi itu, tidak mudah dimainkan kalau tidak alamiah," urai Gun.
ADVERTISEMENT
"Berbeda misalnya kalau Sandi masuk di Gerindra kemudian dia mencalonkan diri di DKI berbeda, ada Partai Id (simbol kekuatan partai) yang kuat di situ dari basis-basis. Tetapi, ketika misalnya kemarin Sandi maju wapres klaimnya representasi PKS ya tapi tidak ada rasa PKS di situ," pungkas Gun.
Muktamar PPP rencananya akan digelar di Makassar pada pertengahan bulan Desember ini. Sejumlah nama dari aspirasi internal muncul seperti Suharso Monoarfa, Ahmad Muqowwam, Mardiono, Sandiaga Uno hingga Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.