news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pakar UI: Kalau Tidak Cegah COVID-19, Kerugian Negara Bisa Rp 1.000 Triliun

26 November 2020 15:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bendung Corona Foto: Indra Fauzi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bendung Corona Foto: Indra Fauzi/kumparan
ADVERTISEMENT
Pakar kesehatan masyarakat Universitas Indonesia (UI) Prof Hasbullah Thabrany membeberkan perkiraan kerugian yang dirasakan negara karena pandemi COVID-19. Ia menyebut sejumlah indikator.
ADVERTISEMENT
Sebagai Ketua Perhimpunan Ilmu Ekonomi Kesehatan, Prof Thabrany menjelaskan, indikator pertama adalah biaya perawatan pasien COVID-19. Berdasarkan riset, rata-rata Rp 100 juta per pasien.
"Yang kedua kita menghitung berapa persen dari masyarakat yang kena COVID yang kasusnya ringan, sedang, berat, kritis. Masing- masing kelompok biayanya berbeda," ungkap Hasbullah dalam diskusi virtual Forum Merdeka Barat 9, Kamis (26/11).
Lalu, kata dia, dihitung dampak dari berapa banyak yang tidak bisa bekerja karena COVID-19. Ia menyebut itu kehilangan ekonomi, tidak bisa bekerja, berdagang, bertani atau melaut.
Kemudian dihitung juga berapa banyak yang meninggal pada usia produktif, sekitar 40 tahun. Artinya, kalau ia tak meninggal dan bisa bekerja dan lanjut hidup berapa miliar rupiah yang bisa dihasilkan.
Guru Besar FKM UI Prof Hasbullah Thabrany. Foto: Dok. Forum Merdeka Barat 9
"Lalu berapa beban biaya kalau meninggal dan anaknya masih kecil-kecil, SMP atau juga kuliah. Berapa yang harus dikeluarkan. Hitungannya kalau tidak melakukan pencegahan kerugian ekonomi bisa Rp 1.000 triliun," ungkap dia.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, kerugian ini bisa diminimalisasi. Syaratnya pemerintah dan masyarakat saling bersinergi memutus penularan.
Pemerintah menggalakkan testing, tracing, dan treatment. Sementara masyarakat taat protokol kesehatan.
"Kita tahu anggaran tahun depan defisit Rp 1.000 triliun. Kalau bisa disiplin dan sinergis bisa hemat Rp 500 miliar. Dengan itu kita bisa mendorong ekonomi lebih besar lagi, UMKM, petani, itu luar biasa besarnya," tutur Hasbullah.