PAN: Kasus Corona Naik karena Banyak Masyarakat Anggap Enteng Prokes

30 November 2020 12:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Komisi IX DPR, Fraksi PAN, Saleh Partaonan Daulay Foto: Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Komisi IX DPR, Fraksi PAN, Saleh Partaonan Daulay Foto: Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
Kasus harian positif COVID-19 di Indonesia melonjak tajam hingga 6.267 kasus pada Minggu, (29/11). Anggota Komisi IX DPR Fraksi PAN Saleh Daulay mengatakan sebenarnya penambahan kasus terjadi karena jumlah tes yang meningkat.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Saleh mengatakan, penambahan kasus yang tinggi membuktikan bahwa mata rantai penularan COVID-19 belum putus. Karena itu, ia meminta seluruh pihak turut serta dalam upaya pencegahan virus corona.
"Jika mata rantai virus COVID-19 belum bisa diputus, jumlah yang terpapar akan semakin banyak. Kita tidak bisa main-main dengan COVID-19 ini. Semua pihak harus terlibat dalam penanggulangannya. Apalagi, jumlah yang terpapar kelihatannya semakin banyak," kata Saleh kepada wartawan, Senin (30/11).
"Saya menduga bahwa jumlah yang terpapar pasti jauh lebih banyak dari yang didata pemerintah. Sebab, ada banyak kasus di mana orang yang terpapar tidak mau melaporkan. Mereka memilih untuk isolasi mandiri," sambungnya.
Plh Ketua Fraksi PAN DPR itu pun mengatakan penerapan protokol di tengah masyarakat juga masih lemah sehingga membuat penularan COVID-19 sulit dikendalikan. Karena itu, ia menyebut sudah sepatutnya masyarakat diimbau tak berlibur di akhir tahun.
Mural tentang pandemi COVID-19 Foto: Dhemas Reviyanto/Antara Foto
"Saya melihat penerapan protokol kesehatan di masyarakat masih sangat lemah. Terbukti, ada banyak anggota masyarakat yang masih menganggap enteng. Lihat saja, ada banyak yang tidak pakai masker, tidak mencuci tangan secara teratur, tidak jaga jarak, dan bahkan banyak yang membuat acara yang menyebabkan kerumunan dan keramaian," ucap dia.
ADVERTISEMENT
"Berkenaan dengan itu, sudah sepatutnya masyarakat diimbau agar tidak menghabiskan liburan akhir tahun dengan mengabaikan persoalan COVID-19. Masyarakat sudah semestinya mengetahui bahwa COVID-19 ada dan berbahaya. Sudah banyak korban," jelas Saleh.
Saleh pun menyesalkan adanya pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukan masyarakat. Padahal, kata dia, masyarakat sudah banyak yang mengetahui protokol kesehatan tersebut.
"Sayangnya, pada tahap implementasi tidak bisa dilaksanakan dengan benar. Kalau pun banyak yang sudah benar, namun jika tetap ada yang abai, akan tetap saja penularan terjadi. Kalau mau berhasil, semua harus terlibat, semua harus saling menjaga," tandas dia.