PAN Khawatir Anggaran Riset Jadi Turun usai Kemristek Dilebur ke Kemendikbud

11 April 2021 14:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Komisi IX DPR, Fraksi PAN, Saleh Partaonan Daulay. Foto: Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Komisi IX DPR, Fraksi PAN, Saleh Partaonan Daulay. Foto: Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi IX DPR, Fraksi PAN, Saleh Partaonan Daulay, angkat bicara terkait peleburan Kementerian Ristek dengan Kemendikbud. Ia menilai penggabungan dua kementerian itu bisa berdampak ke turunnya anggaran riset.
ADVERTISEMENT
Saleh mengatakan, kekhawatiran itu ada karena anggaran di dalam Kemendikbud dibagi ke sejumlah perguruan tinggi. Sementara itu, Kemenristek sebelumnya merupakan kementerian yang berdiri sendiri.
"Dikhawatirkan jika nanti digabungkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan malah justru anggarannya malah akan semakin kecil, karena apa? Karena akan berbagi dengan anggaran yang ada di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang juga berbagi dengan berbagai macam perguruan tinggi negeri dan swasta yang ada di Indonesia," ujar Saleh kepada kumparan, Minggu (11/4).
Karena itu, ia berharap riset di Kemenristek atau juga BRIN dapat dilanjutkan jika nantinya lembaga tersebut dilebur dengan Kemendikbud agar maksimal. Dengan begitu, penelitian tetap berjalan tanpa terpengaruh proses peleburan.
"Apalagi diyakini bahwa kementerian ristek dan BRIN sejauh ini belum bisa dikembangkan secara maksimal potensinya dalam rangka melakukan inovasi-inovasi baru dan juga pengembangan-pengembangan ilmu dan teknologi di indonesia mengingat anggarannya yang sangat terbatas" tambahnya.
ADVERTISEMENT

Program vaksin harus jadi prioritas

Di lain sisi, Saleh mengatakan, hasil riset Kemenristek, khususnya yang berkaitan dengan vaksin corona, akan berdampak besar terhadap pengadaan program tersebut. Sebab, sejumlah produsen vaksin membatasi pengiriman ke luar negeri akibat naiknya angka corona di dalam negeri mereka.
"Apalagi, sekarang ini ada situasi di mana negara kita katakanlah mengalami kesulitan untuk mendapatkan vaksin dari luar negeri akibat adanya embargo vaksin di beberapa negara produsen," ujar Saleh.
Karena hal itu, menurut Saleh, pemerintah perlu menjelaskan terkait program-program yang sekarang dijalankan oleh Kemenristek/BRIN.
"Salah satu di antaranya adalah tentang pengembangan vaksin merah putih yang sudah diprakarsai dan diinisiasi sejak tahun 2020 yang lalu dan anggarannya kan sudah ada yang dipergunakan dan dihabiskan untuk penelitian itu," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Ketua Fraksi PAN DPR RI itu meminta program vaksin tetap menjadi prioritas meski Kemenristek dan Kemendikbud dilebur.
"Tentu pada titik ini sangat relevan sekali jika riset-riset yang telah dilakukan di kemenristek BRIN itu dilanjutkan kembali walaupun nanti pada akhirnya akan digabungkan dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," pungkasnya.
Sebelumnya, rencana perubahan nomenklatur yang diajukan Presiden Jokowi disetujui dalam Sidang Paripurna DPR. Jokowi bakal membentuk kementerian baru yaitu Kementerian Investasi dan menggabungkan Kemenristek dengan Kemendikbud.
Usulan perubahan nomenklatur itu disampaikan dalam surat dari Jokowi ke DPR Nomor R-14/Pres/03/2021 perihal Pertimbangan Pengubahan Kementerian.