Pandemi Corona Belum Sepenuhnya Usai, Demo Berujung Rusuh Pecah di Hong Kong

24 Mei 2020 16:52 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana saat demonstran anti-pemerintah melakukan unjuk rasa di Hong Kong, Cina, Minggu (24/5). Foto: REUTERS/Tyrone Siu
zoom-in-whitePerbesar
Suasana saat demonstran anti-pemerintah melakukan unjuk rasa di Hong Kong, Cina, Minggu (24/5). Foto: REUTERS/Tyrone Siu
ADVERTISEMENT
Polisi Hong Kong melempari gas air mata dan menyemprotkan cairan merica ke arah demonstran pada Minggu (24/5).
ADVERTISEMENT
Demonstrasi dilakukan untuk menentang rencana Beijing menerapkan UU keamanan nasional di Hong Kong. Unjuk rasa ini merupakan yang terbesar sejak lockdown untuk mengantisipasi virus corona berlaku di Hong Kong.
Kerumunan massa anti-Beijing terpusat di distrik perbelanjaan terbesar Causeway Bay. Para demonstran meneriakkan "waktunya revolusi, bebaskan Hong Kong," "berjuang untuk kebebasan, berdiri bersama Hong Kong," dan "Kemerdekaan Hong Kong satu-satunya jalan."
Suasana saat demonstran anti-pemerintah melakukan unjuk rasa di Hong Kong, Cina, Minggu (24/5). Foto: REUTERS/Tyrone Siu
Melihat kerumunan massa, kepolisian mulai mengambil tindakan peringatan. Aparat keamanan meminta agar pendemo mematuhi aturan dilarang berkumpul lebih dari delapan yang ditujukan untuk mencegah penyebaran virus corona.
Karena massa tak juga bubar, polisi akhir melepaskan gas air mata berserta semprotan merica. Tindakan kepolisian itu hampir serupa kala mereka membubarkan demo yang diikuti 2 juta orang tahun lalu.
Suasana saat demonstran anti-pemerintah melakukan unjuk rasa di Hong Kong, Cina, Minggu (24/5). Foto: REUTERS/Tyrone Siu
Polisi Hong Kong mengatakan, tindakan tegas terpaksa diambil karena demonstran terlebih dulu melempari mereka dengan botol minum, payung dan benda lainnya.
ADVERTISEMENT
Menurut salah seorang demonstran Twinnie (16), dirinya turun ke jalan lantaran khawatir soal UU keamanan nasional yang diterapkan China.
"Mereka bakal mengejar orang-orang yang sudah mereka didakwa terlebih dulu dan polisi akan semakin tak terkendali," kata Twinnie.
Suasana saat demonstran anti-pemerintah melakukan unjuk rasa di Hong Kong, Cina, Minggu (24/5). Foto: REUTERS/Tyrone Siu
"Saya memang takut ditangkap, tapi saya harus keluar dan protes untuk masa depan Hong Kong," sambung dia.
UU Keamanan Nasional yang secara langsung diterapkan Beijing bertujuan untuk mencegah, menghentikan dan menghukum tindakan yang dianggap mengganggu ketertiban.
Pemberlakuan UU itu semakin membuat warga Hong Kong khawatir kebijakan satu negara dua sistem yang berlaku bakal dihapus, dan Hong Kong sepenuhnya di bawah kendali pemerintahan komunis China yang dituding berkuasa otoriter.
Walau di bawah kedaulatan China, yurisdiksi Hong Kong berbeda dengan Negeri Tirai Bambu. Masyarakat Hong Kong juga menikmati demokrasi dan kebebasan pers yang sama sekali tak berlaku di China daratan.
ADVERTISEMENT
Di lain sisi, Hong Kong belum sepenuhnya bebas dari pandemi corona. Walau lockdown sudah diperlonggar hampir dan tidak ada kasus baru, hingga kini belum ada jaminan gelombang kedua pandemi tak akan datang.
Di Hong sempat ditemukan 1.066 kasus corona dan empat di antaranya meninggal dunia. Kini, masih ada 32 kasus aktif yang satu di antaranya berada dalam kondisi kritis.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
*****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.