Pandemi COVID-19, Kementan Layani Sertifikasi Benih Tanaman Secara Virtual

24 September 2020 13:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengikuti rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR RI di Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (17/2). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengikuti rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR RI di Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (17/2). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya meningkatkan kebutuhan sertifikasi benih perkebunan bagi para petani di tengah pandemi COVID-19. Sebab, meski sedang pandemi, kebutuhan masyarakat untuk benih bersertifikat ini tidaklah berkurang.
ADVERTISEMENT
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendorong inovasi teknologi untuk mendukung ketersediaan perbenihan dalam negeri. Sebab, penyediaan benih ini penting dalam meningkatkan kualitas layanan, serta produksi dan produktivitas tanaman perkebunan.
“Transformasi teknologi kepada petani sudah keharusan. Sekarang era digital. Pendampingan-pendampingan, bimbingan teknis tentang bagaimana cara budidaya harus menyesuaikan zaman. Apalagi di situasi seperti ini, pembatasan tatap muka. Maka kita harus memperkuat sektor hulu dan mengembangkan sektor hilir sehingga ada nilai tambah,” ungkap Syahrul dalam kunjungannya ke kebun sumber benih pala di Maluku beberapa waktu lalu, dikutip Kamis (24/9).
Petani menanam benih padi dengan mesin penanam. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Sejalan dengan program tersebut, Kepala Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Medan, Sigit Wahyudi, menegaskan kegiatan sertifikasi benih tetap dilaksanakan dengan protokol kesehatan dan menggunakan metode kekinian.
ADVERTISEMENT
“Dalam kondisi pandemi ini petani tetap beraktifitas di kebun. Ini terlihat dengan tidak berkurangnya permohonan sertifikasi tanaman perkebunan khususnya benih kelapa sawit, bahkan cenderung meningkat,” kata Sigit.
Sigit menjelaskan, berdasarkan data BBPPTP Medan, dalam rentang Maret hingga Juni 2020, telah diterbitkan 2.310 Surat Keterangan Pemeriksaan Kecambah Kelapa Sawit (SKPKKS) dan 113 Sertifikat Mutu Benih (SMB). Ini menunjukkan proses layanan tetap berjalan seperti biasa, meski harus dilakukan secara virtual.
"Selama pandemi COVID-19 pemeriksaan di lapangan dilakukan oleh Pengawas Benih Tanaman (PBT) dilaksanakan secara virtual melalui media elektronik atau video call, menggunakan aplikasi WhatsApp, Zoom dan Skype,” terang dia.
Benih tanaman. Foto: Toshiko/kumparan
Di masa pandemi ini, proses sertifikasi benih di BBPPTP Medan menggunakan sistem online dengan aplikasi Pesona Seribu. Berikut tahapan prosesnya.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Setelah nantinya situasi normal kembali, BBPPTP Medan akan melakukan groundcheck terhadap benih yang telah disertifikasi selama pandemi.