Pandemi COVID-19 Masih Belum Usai, Shanghai Tutup Sekolah dan Tempat Umum

12 Oktober 2022 18:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemandangan unit perumahan selama penguncian virus corona COVID-19 di distrik Jing'an Shanghai, China, Kamis (21/4/2022). Foto: Hector Retamal/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pemandangan unit perumahan selama penguncian virus corona COVID-19 di distrik Jing'an Shanghai, China, Kamis (21/4/2022). Foto: Hector Retamal/AFP
ADVERTISEMENT
Shanghai pada Rabu (12/10) dilaporkan telah secara diam-diam menutup sekolah dan sejumlah tempat umum lainnya.
ADVERTISEMENT
Tindakan ini menyusul kembalinya virus COVID-19 di China, menjelang pelaksanaan acara politik penting Kongres Partai Komunis pada 16 Oktober pekan ini.
“Setidaknya lima distrik telah menutup tempat-tempat hiburan, termasuk bioskop, bar, dan pusat kebugaran, dalam upaya untuk membasmi penularan [virus corona],” bunyi pernyataan dari Kantor Pencegahan COVID-19 Shanghai, seperti dikutip dari Bloomberg.
Hal itu juga dikonfirmasi berdasarkan postingan masyarakat, khususnya orang tua, di media sosial. Mereka mengatakan, beberapa sekolah di penjuru kota telah menangguhkan pertemuan tatap muka akibat khawatir akan terjadinya peningkatan angka penularan.
Orang-orang yang mengenakan masker mengunjungi Shanghai Disney Resort, saat taman hiburan Shanghai Disneyland dibuka kembali, di Shanghai, China, Kamis (30/6/2022). Foto: Aly Song/REUTERS
Selain sekolah, tempat-tempat umum seperti pusat kebugaran dan bar telah ditutup di distrik Changning, Putuo, Jiading, Yangpu, dan Qingpu di Kota Shanghai.
Tak hanya itu, tempat wisata termasuk Shanghai Disney Resort pada Sabtu (8/10) mengumumkan bahwa beberapa fasilitasnya telah ditutup dan membatalkan pertunjukan, untuk mengikuti protokol pengendalian COVID-19.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, pihak berwenang pada Minggu (9/10) melaporkan, tidak ada peraturan penutupan sekolah di Shanghai yang diberlakukan. Hal ini menyusul munculnya spekulasi di tengah masyarakat melalui media sosial bahwa tindakan itu cepat atau lambat akan segera terjadi.
Pelanggan yang mengenakan masker memasuki sebuah restoran, di Shanghai, China, Rabu (29/6/2022). Foto: Aly Song/REUTERS
Namun, fakta di lapangan berkata lain. Penangguhan di beberapa tempat umum secara diam-diam yang menyeluruh serta peningkatan pembatasan lain seperti lockdown wilayah di kompleks perumahan, telah mengakibatkan 25 juta penduduk di pusat perekonomian China itu khawatir.
Di media sosial, masyarakat mengkritik siklus penutupan dan pembukaan kembali yang sampai saat ini tidak berujung. Kebijakan itu adalah bagian dari nol-Covid China yang sangat ketat untuk mengurangi angka kematian akibat virus corona.
Sebagian masyarakat lainnya berandai-andai, apakah mereka mampu menghadapi gelombang lockdown terbaru untuk kesekian kalinya.
Pengantar makanan menyerahkan pesanan di jalan yang diblokir di daerah perumahan saat lockdown akibat kasus COVID-19 di distrik Huangpu, Shanghai, China pada Kamis (16/6/2022). Foto: Hector Retamal/AFP
Sebab, warga Shanghai baru saja melewati lockdown yang berlangsung selama beberapa bulan dan berjuang mengakses makanan serta perawatan medis.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, pembatasan COVID-19 terbaru diterapkan usai Shanghai melaporkan 38 kasus infeksi baru, yang semuanya ditemukan dalam sistem karantina.
Meski menurut standar internasional angka ini terbilang kecil, namun gejolak itu terjadi hanya beberapa hari sebelum Kongres Partai Komunis China lima tahun sekali digelar.
Presiden Xi Jinping yang menjadikan kebijakan nol-Covid sebagai landasan kepemimpinannya itu digadang-gadangkan akan mengamankan masa jabatan ketiganya.
Untuk memastikan pelaksanaan kongres berjalan lancar, pihak berwenang langsung bertindak tegas dan menerapkan pembatasan secara tiba-tiba.