Pandu Riono: Corona Mungkin Berakhir 5 Tahun Lagi, Jangan Terbuai Vaksin

30 September 2020 16:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pemilih pada Pilkada. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pemilih pada Pilkada. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
Ahli epidemiologi UI Pandu Riono menentang keras keputusan tetap digelarnya Pilkada 2020. Sebab, pandemi sampai saat ini belum terkendali.
ADVERTISEMENT
"Pandemi ini kalau ditanya bisa terkendali saya enggak tahu, kapan berakhir mungkin 5 tahun lagi. Apakah vaksin menjamin? Enggak tahu juga. Karena senjata kita untuk melakukan kampanye patuh 3 M enggak dilakukan serius, banyak bolongnya," tutur Pandu dalam webinar bertema 'Pilkada Berkualitas Dengan Protokol Kesehatan: Utopia atau Realita' yang ditayangkan di akun Youtube Rumah Pemilu, Rabu (30/9).
Selain Pandu, diskusi dihadiri Ketua PP Muhammadiyah Busyro Muqoddas, Ketua MPR Bambang Soesatyo, Plh Ketua KPU Ilham Saputra, Komisioner Bawaslu Rahmat Bagja, Komnas HAM, dan Perludem.
"Sampai akhir tahun kasus akan meningkat. Bukan karena pilkada saja tapi karena usaha enggak optimal," tegasnya.
Pandu mengatakan, suasananya tak menguntungkan. Jangan sampai nanti pilkada disalahkan apabila pada Desember kasus meningkat tajam.
Pandu Riono. Foto: Dok. Pandu Riono
"Kalau dihitung-hitung peluang peningkatan kasus karena pilkada tak bisa dibantah. Walau dibatasi sampai 50 dan daring, tapi kan pada proses selalu ada rapat, berkumpul, kegiatan akibat upaya menggalang suara," jelas Pandu.
ADVERTISEMENT
"Menggalang suara kan enggak mudah. Walau dalam posisi pandemi juga enggak mudah apalagi dalam pandemi. Risikonya ganda," sambung dia.
Saat ini fokus kita harus mengendalikan pandemi. Pandu mengingatkan jangan sampai terbuai oleh vaksin corona yang disebut tersedia akhir tahun.
"Belum tentu akhir tahun ini ada vaksin. Kalau toh ada itu enggak sebanyak yang dibutuhkan. 70 persen penduduk Indonesia harus divaksinasi supaya terjadi herd immunity. Itu butuh tahunan itu dan enggak mudah. Apalagi dalam situasi sistem pelayanan kesehatan kita berantakan, bahkan ambyar karena pandemi ini," urai Pandu.
"Enggak bisa mengatasi problem dengan tambal sulam. Harus ada target secara terstruktur," tutupnya.