Pandu Riono: Kalau Ada Suntikan Ketiga Sebaiknya Pakai Vaksin Pfizer dan Moderna

10 Juni 2021 18:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Epidemiolog UI, Pandu Riono. Foto: Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Epidemiolog UI, Pandu Riono. Foto: Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
Wacana suntikan ketiga vaksin corona mulai mengemuka di dunia, termasuk Indonesia. Hal itu pun diamini oleh ahli wabah UI Pandu Riono.
ADVERTISEMENT
"Menurut saya kita harus booster dan efikasi Sinovac kan moderat sekitar 70 persen itu untuk herd immunity sulit sekali tercapai. Kita ingin mengendalikan pandemi secepat cepatnya, ada pengaruhnya tapi enggak garansi kalau ada mutasi baru. Dia kan berdasarkan virus virus yang lama," kata Pandu saat dihubungi, Kamis (10/6).
Menurut Pandu, banyak orang yang mengkhawatirkan vaksin dengan teknologi lama ini (Sinovac) tidak ampuh terhadap varian baru seperti B117 dan B1617. Sehingga antibodi di tubuh kita diragukan bisa membantu kalau virusnya berubah.
Jadi, suntikan ketiga haruslah vaksin yang efikasinya lebih baik dan terbukti ampuh terhadap varian baru.
Ilustrasi vaksin corona Pfizer-BioNTech. Foto: BioNTech SE 2020/via REUTERS
"Yang sudah teruji di banyak negara itu vaksin MRNA, ada Pfizer dan Moderna. Kalau yang ketiga harus terbaik, harus beda. Jangan sampai tergantung Sinovac," tutur dia.
ADVERTISEMENT
"Tidak ada jaminan kalau kenali mutasi virus baru. Antibodi kan harus spesifik terhadap virus. Kalau tidak mengenali mau 1 juta kali lipat enggak ngaruh," imbuhnya.
Pandu menambahkan, apabila Unpad sebagai tim uji klinis Sinovac melakukan penelitian suntikan ketiga menjadi tidak efektif. Sebab, data pembandingnya vaksin yang sama.
"Kita harus menguji juga kalau penduduk sudah disuntik Sinovac disuntik lagi Akan buang buang waktu kalau pakai Sinovac lagi. Jadi penelitian ditambahkan yang sudah 2 kali. Datanya dibandingkan yang dapat Sinovac berapa, vaksin lain berapa," tutur dia.
"Harus vaksin teknologi lain, bisa AstraZeneca (protein rekombinan) atau Pfizer atau Moderna. Logika saya sebaiknya dibandingkan dengan best available in the world (Pfizer dan Moderna)," tutupnya.
ADVERTISEMENT
Efikasi vaksin Sinovac di sejumlah negara berada di kisaran 60-75 persen. Sementara Pfizer dan Moderna di atas 90 persen.
***
Saksikan video menarik di bawah ini: