Pandu Riono ke Pemerintah: Jangan Terlambat Testing dan Tracing Corona Inggris

8 Maret 2021 18:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas medis mengambil sampel lendir dari seorang penumpang KRL saat tes swab COVID-19 di Stasiun Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat, Senin (11/5/2020). Foto: Yulius Satria Wijaya/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas medis mengambil sampel lendir dari seorang penumpang KRL saat tes swab COVID-19 di Stasiun Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat, Senin (11/5/2020). Foto: Yulius Satria Wijaya/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Ahli Wabah UI Pandu Riono memberikan saran kepada pemerintah terkait penanganan virus corona di Indonesia. Salah satu hal yang menjadi sorotannya adalah lambatnya testing dan tracing yang dilakukan pemerintah selama ini.
ADVERTISEMENT
"Jadi kan yang dulu PCR itu tes untuk mendeteksi orang dengan virus sering kali terlambat. Orang terlambat datang untuk diperiksa atau orang juga kalau sudah positif enggak bilang-bilang dan karena stigma dan diskriminasi di masyarakat, dengan perubahan testing lebih cepat, maka tracing bisa lebih cepat," kata Pandu dalam Live Corona Update bersama kumparan, Senin (8/3).
Pandu menjelaskan, testing dan tracing harus dengan cepat dilakukan agar penanganannya juga cepat dan tepat. Jangan sampai penanganannya terlambat dan virus sudah menular ke banyak orang.
"Kalau terlambat bisa menularkan ke banyak orang. Apalagi sudah 3-5 hari orang sudah lupa ketemu siapa saja dan sulit dicari. Jadi kecepatan jumlah testing sangat penting. Testing pelacakan kasus dan isolasi itu menjadi satu kegiatan yang akan bermanfaat untuk memutus rantai penularan," jelasnya.
Epidemiolog UI, Pandu Riono. Foto: Dok. Pribadi
Pandu juga meminta pemerintah dan masyarakat bekerja sama dan fokus pada pencegahan penularan. Menurutnya, pemerintah dan masyarakat tidak boleh hanya berpaku pada angka keterisian di rumah sakit saja.
ADVERTISEMENT
"Kita harus mencegah. Bagaimana? Testing. Ini lemah sekali," ungkapnya.
Memang dalam beberapa waktu belakangan, kasus corona di Indonesia dilaporkan menurun. Namun, Pandu curiga menurunnya kasus dikarenakan jumlah testing yang juga menurun. Apalagi tes PCR kabarnya diganti dengan tes antigen.
"Testing kita menurun. Katanya sih laporan mengenai testing PCR sebagian diganti tes antigen, tapi tes antigen enggak dilaporkan. Kita enggak tahu berapa jumlah testing di Indonesia. Jangan-jangan kasus menurun karena testingnya menurun, enggak boleh. Enggak boleh kasus menurun, testing menurun," tegasnya.
Petugas melakukan tes swab corona di Pasar Gondangdia, Jakarta. Foto: Camat Menteng
Pandu menegaskan, jumlah testing harus semakin diperbanyak untuk memastikan jumlah kasus memang sudah menurun. Demikian pula dengan tracing yang juga harus dilakukan dengan baik.
"Pelacakan penting karena kita akan testing dan isolasi lagi. Karena demikian itu upaya yang dasar dan tidak bisa ditawar lagi. Sudah setahun pandemi masalah yang dasar ini masih sangat lemah," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, Pandu meminta pemerintah untuk fokus pada peningkatan penanganan pandemi. Menurutnya, Kemenkes harus bertanggung jawab untuk hal ini.
"Karena di mana-mana tugas Kemenkes membangun surveillance, ditambah memperkuat surveillance genome yaitu secara berkala memeriksa, urutan materi-materi genetik virus yang beredar untuk mengidentifikasi perubahan virus yang terjadi di masyarakat. Dengan ini, pemerintah akan membangun sistem yang handal untuk mengatasi perubahan tadi," pungkasnya.