Pandu Riono: Zero Karantina Masih Uji Coba, Tak Ada Kaitannya dengan Mandalika

12 Maret 2022 18:23 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Epidemiolog UI, Pandu Riono. Foto: Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Epidemiolog UI, Pandu Riono. Foto: Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
Epidemiolog UI Pandu Riono mengatakan bahwa kebijakan zero karantina atau penghapusan karantina bagi Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PLNN) ke Bali sudah sesuai dengan rekomendasi pakar dan ahli.
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini kebijakan tersebut juga masih bersifat uji coba. Pernyataan tersebut membantah asumsi bahwa kelonggaran yang diberikan pemerintah tersebut berkaitan dengan MotoGP di Mandalika.
"Zero karantina masih uji coba di Bali, kita sudah rencanakan dari Desember, ngga ada kaitannya Mandalika. Semua itu sudah di-calculatory risk," tuturnya Sabtu (12/3).
Menurutnya, apabila karantina PPLN masih diberlakukan itu tidak akan memberikan dampak signifikan. Hal itu merujuk dari datang yang ia kumpulkan terkait penularan virus yang sebagian besar sudah terjadi dari dalam negeri.
"Kalau durasi karantina dihapus apa yang terjadi, ngga banyak yang terjadi. Karena penularan sebagian besar sudah ada di dalam negreri kalau dicabut untuk bebas tes apakah ada peningkatan lonjatan, belum tentu," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Sebab menurutnya yang perlu dikejar dan ditekan adalah capaian vaksinasi. Ia juga menyebut semenjak Presiden memegang kendali penuh terhadap kebijakan pandemi COVID-19, saat ini kondisi berangsur menunjukkan perbaikan.
"Sejak tahun lalu sejak delta itu, kendali pandemi di tangan presiden, tidak lagi di pimpinan daerah. Memang harus presiden, ngga mungkin satgas atau mungkin gubernur karena ngga ada kekuatan, makanya tahun pertama itu berantakan, saat diatur oleh pimpinan tertinggi maka keputusan ada di beliau," jelasnya.
Pandu menyebut ke depan apabila strategi yang dilakukan pemerintah saat ini berhasil, maka ia akan mendorong pemerintah untuk menghapus kewajiban testing COVID-19 seperti PCR dan antigen untuk perjalanan bagi masyarakat yang sudah menerima vaksin booster.
Menurutnya, hal itu bisa menjadi motivasi yang tepat dengan karakter masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Karena penduduk Indonesia kalau dipaksa justru menghindar," pungkasnya.