Panduan Menggunakan MRT, LRT, dan TransJakarta untuk Cegah Corona

17 Maret 2020 11:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana lengang di MRT, Minggu (15/3). Foto: Dok. Fifi
zoom-in-whitePerbesar
Suasana lengang di MRT, Minggu (15/3). Foto: Dok. Fifi
ADVERTISEMENT
Atas arahan Presiden Jokowi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengembalikan jadwal transportasi umum, seperti MRT, LRT, dan TransJakarta seperti semula. Meski begitu, Anies tetap memberlakukan batasan antrean untuk menjaga agar warga tak tertular corona.
ADVERTISEMENT
Anies melakukan pembatasan antrean baik di halte TransJakarta maupun di stasiun MRT dan LRT. Hal ini harus tetap dilakukan agar jarak antar-warga tetap terjaga.
Berikut panduan penggunaan transportasi publik di Jakarta agar tak tertular corona:

MRT

Warga beraktivitas di stasiun MRT Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Senin (16/3 Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Sebelum masuk ke area stasiun, setiap penumpang akan menjalani pemeriksaan suhu tubuh oleh petugas keamanan stasiun. Selama antrean masuk, penumpang harus sabar dan tetap menjaga jarak satu sama lain.
Dalam kondisi ini, tentu masih akan ada antrean panjang hingga ke luar stasiun. Tapi, hal itu lebih baik dibanding harus menunggu di dalam. Sebab, virus corona lebih rentan tertular di ruang tertutup.
Jumlah penumpang yang masuk ke dalam stasiun juga tergantung dari kapasitas rangkaian kereta yang masih tersedia.
ADVERTISEMENT
Jam operasional MRT tetap kembali seperti semula mulai pukul 05.00-24.00 WIB. Jumlah rangkaian kereta juga kembali menjadi 16 gerbong.
Tapi ada yang harus diperhatikan, setiap rangkaian dibatasi hanya menjadi 360 orang. Jumlah ini sangat menurun drastis dari 1.200 orang.
Sementara di dalam MRT, Dishub DKI mengimbau agar jarak antarpenumpang diperhatikan minimal 1 meter, alias seukuan jarak lencang depan.

LRT

Seumlah petugas membersihkan bagian dalam rangkaian LRT, di Depo LRT Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Timur, Jumat (6/3). Foto: Helmi Afandi/kumparan
Ketentuan untuk menggunakan LRT juga dengan yang dilakukan di MRT. Yang membedakan, yakni jumlah rangkaian dan kapasitas rangkaian kereta.
LRT Jakarta beroperasi normal, yakni pukul 05.00-23.00 WIB. Dengan pembatasan penumpang per rangkaian menjadi 80 orang.
Biasanya, satu rangkaian LRT bisa menampung 270 penumpang. Jadi, bila harus smenunggu lebih lama, berarti kapasitas LRT sudah penuh dan harus menunggu rangkaian selanjutnya.
ADVERTISEMENT
Sama seperti MRT, jarak antarpenumpang juga harus diperhatikan minimal 1 meter, alias seukuan jarak lencang depan.

TransJakarta

Antrean penumpang bus transjakarta di halte transjakarta Kalideres, Jakarta Barat, Senin (16/3). Foto: Dok. Hermon Julius Untuk kumparan
Kepadatan di halte TransJakarta sempat menjadi perhatian karena antreannya yang panjang. Yang lebih mengkhawatirkan, penumpang tidak saling menjaga jarak saat antre.
Hari ini, TransJakarta beroperasi normal. Semua rute perjalan dioperasikan kembali. Tapi, bukan berarti bebas dari pembatasan.
Penumpang harus benar-benar memperhatikan jarak antarpenumpang, mulai dari antrean masuk hingga di dalam bus. Karena itu, pembatasan juga tetap diberlakukan.
Untuk bus gandeng semula kapasitas 150 (penumpang), menjadi hanya 60 penumpang. Sementara untuk single bus hanya menampung 30 penumpang, dari yang biasanya 80 penumpang.
Pengaturan ini sudah dilakukan sejak antrean masuk halte. Jadi penumpang tetap harus bersabar. Di dalam TransJakarta, jarak antarpenumpang juga harus diperhatikan seperti saat antre.
Kadishub DKI, Syafrin Liputo di Balai Kota DKI Jakarta. Foto: Andreas RIckt Febrian/kumparan
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menegaskan, semua pengguna transportasi publik harus memperhatikan jarak antar-penumpang. Tak peduli mereka akan naik MRT, LRT, TransJakarta, bahkan KRL sekalipun. Jarak menjadi penting untuk mencegah penyebaran corona.
ADVERTISEMENT
Di sejumlah negara, pemerintahnya sudah membuat penanda jarak antara satu orang dengan orang lainnya. Di Indonesia khususnya di Jakarta, tanda itu belum tersedia.
Untuk memudahkan menentukan jarak antar-orang, Syafrin memberikan saran singkat.
"Biasanya kita ada namanya lencang depan. Kita imbau untuk lencang satu lengan ke depan. Dengan pola ini maka kita berharap potensi penyebaran virus jadi minimal bahkan kita hilangkan," kata Syafrin, di Balai Kota, Senin (16/3).
Lebih dari itu semua, tetap jaga kesehatan, pakai masker bila merasa tengah flu atau batuk. Sehingga tidak tertular dan menularkan ke orang lain.