Panglima TNI: Penanganan Papua dengan Smart Power, Hard Power Jalan Terakhir

1 Desember 2023 11:12 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo (kanan) memberikan tongkat kepemimpinan kepada Jenderal TNI Agus Subiyanto (kiri) saat dilantik menjadi Panglima TNI di Istana Negara, Jakarta, Rabu (22/11/2023). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo (kanan) memberikan tongkat kepemimpinan kepada Jenderal TNI Agus Subiyanto (kiri) saat dilantik menjadi Panglima TNI di Istana Negara, Jakarta, Rabu (22/11/2023). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menyatakan bahwa dalam penanganan konflik di Papua harus menggunakan smart power.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto usai melaksanakan upacara sertijab KSAD di Lapangan Mabes TNI AD, Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat (1/12).
"Tentang penanganan Papua, kan saya sudah sampaikan bahwa penanganan Papua kita harus smart power. Menggunakan soft power, kalau hard power itu jalan terakhir," ujar Agus kepada wartawan.
"Seperti yang mereka sekarang sudah menyerang-menyerang kita, ya kita gunakan hard power," lanjutnya.

Penuhi Hak-hak Prajurit yang Gugur di Papua

Selain itu, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menyampaikan duka cita atas gugurnya sejumlah prajurit TNI di Papua.
"Dengan adanya prajurit yang gugur, saya selaku Panglima TNI berduka cita pada prajurit-prajurit terbaik kita," kata Agus.
Ia mengaku pihaknya akan memenuhi hak-hak dari prajurit yang telah gugur tersebut.
ADVERTISEMENT
"Hak-haknya akan kita penuhi dengan ada dari Asabri itu Rp 450 juta, kemudian juga ada 12 kali gaji, itu satu tahun, ya, kita berikan gaji penuh," ucap Agus.
Pilot Susi Air Captain Philip Mehrtens masih disandera TPNPB OPM. Foto: Dok. Istimewa
Selain dari Asabri, ada juga dari Bank BRI dan Bank BJB. Agus menyebut total keseluruhan kurang lebih sekitar Rp 600 juta.
"Kemudian ada dari BRI, BJB, kurang lebih hampir 600 juta lebihlah," pungkasnya.
Pada 25 November lalu, 4 prajurit TNI gugur ditembak oleh Kelompok Teroris Separatis Papua (KTSP) di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
Menurut informasi yang diterima kumparan, terdapat penambahan 2 prajurit TNI yang gugur di lokasi yang sama.