Panglima TNI: TNI Dekat dengan Rakyat, Tracing COVID-19 di Papua Tak Ada Masalah

26 Juli 2021 17:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Panglima TNI Hadi Tjahjanto meninjau vaksinasi di Bandung (8/7/2021). Foto: Dok. Puspen TNI
zoom-in-whitePerbesar
Panglima TNI Hadi Tjahjanto meninjau vaksinasi di Bandung (8/7/2021). Foto: Dok. Puspen TNI
ADVERTISEMENT
Program 3T atau testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan), dan treatment (perawatan) merupakan pilar dari penanganan COVID-19 di Indonesia. Saat ini, Pemerintah beserta Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 tengah menggalakkan tracing di seluruh wilayah RI, termasuk di Papua.
ADVERTISEMENT
TNI-Polri merupakan salah satu badan yang bertugas dalam melakukan tracing kasus corona. Mengingat adanya tensi yang cukup tinggi antara TNI dengan KKB di bumi Papua, muncul kekhawatiran soal penolakan tracing dari warga.
Tetapi, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto meyakinkan bahwa tracing berjalan dengan lancar dan tak perlu ada kekhawatiran. Musababnya, TNI dan masyarakat memiliki kedekatan dan hubungan baik.
“Bahwa jauh sebelum adanya pandemi COVID-19, TNI sudah dekat dengan rakyat, bahu membahu dalam operasi teritorial, baik di perbatasan, pedalaman, bahkan kontak dengan masyarakat di perkotaan,” jelas Hadi di konferensi pers virtual Optimalisasi 3T, Senin (26/7).
“Sehingga pendekatan TNI dengan rakyat tak perlu dikhawatirkan, TNI dekat dengan masyarakat dari berbagai macam suku, sehingga tracer TNI khususnya yang ditugaskan di sana, saya yakin masyarakat bisa menerima,” imbuhnya.
Seorang Petugas dari Satgas Covid 19 melakukan penyemprotan disinfektan, di Pasar Remu Kota Sorong, Papua Barat, Rabu (25/3). Foto: ANTARA FOTO/Olha Mulalinda
Kasus COVID-19 di Indonesia hingga kini masih tinggi. Oleh karena itu, tracing dapat menjadi salah satu upaya yang sangat baik dalam menekan laju penyebaran.
ADVERTISEMENT
Dengan terdeteksinya orang-orang yang berkontak erat dengan pasien terkonfirmasi, penanganan corona mereka akan menjadi lebih cepat dan potensi menularkan akan lebih rendah.
Tracing kontak erat, menurut Hadi, dilaksanakan di lapangan oleh tracer dari Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan Dinas Kesehatan, secara manual. Para tracer mendatangi masyarakat yang diduga melakukan kontak erat dengan kasus konfirmasi dan melakukan wawancara.
Setelah itu, pihak tracer melakukan penyuluhan seperti kapan harus melakukan tes COVID-19, melaksanakan karantina atau isolasi, dan kapan harus melakukan tes RT-PCR.