Pantauan Udara BNPB di Lebak: Banyak Tambang Ilegal dan Hutan Rusak

15 Januari 2020 20:28 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga mencari sisa barang di puing reruntuhan rumahnya yang rusak terkena banjir bandang di Kampung Cinyiru, Banjar Irigasi, Lebak, Banten, Kamis (9/1). Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
zoom-in-whitePerbesar
Warga mencari sisa barang di puing reruntuhan rumahnya yang rusak terkena banjir bandang di Kampung Cinyiru, Banjar Irigasi, Lebak, Banten, Kamis (9/1). Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
ADVERTISEMENT
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memantau wilayah Kabupaten Lebak, Banten, melalui udara, Selasa (14/1). Lokasi ini merupakan salah satu wilayah yang terdampak banjir bandang dan longsor di awal tahun 2020.
ADVERTISEMENT
"Berdasarkan pantauan udara tersebut, ada sejumlah wilayah hutan dan lereng bukit yang kerusakannya sudah semakin parah," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Agus Wibowo dalam keterangannya, Rabu (15/1).
Salah satu jembatan di Kabupaten Lebak,Banten yang putus akibat banjir dan tanah longsor, setelah luapan Sungai Ciberang. Foto: Dok. Istimewa
Menurut Agus, hal ini disebabkan oleh alih fungsi lahan menjadi lahan pertanian. Sehingga, wilayah tersebut menjadi kehilangan kekuatan dan vegetasi alaminya.
"BNPB juga menemukan lokasi tambang emas ilegal di sekitar hulu Sungai Ciberang, Gunung Julang, Kecamatan Lebakgedong. Kondisi ini diperparah dengan pemukiman penduduk yang semakin padat di sepanjang sungai dan lembah," tuturnya.
Faktor-faktor inilah yang kemudian menyebabkan wilayah tersebut memiliki kerentanan terhadap bencana yang tinggi. Berdasarkan catatan BNPB saja, ada 30 desa di 46 titik lokasi banjir dan longsor beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Akibat bencana alam ini, 2.162 rumah rusak, 24 jembatan putus, satu kantor kecamatan rusak, dan tiga kantor desa rusak. Banjir bandang dan longsor juga menyebabkan 5.106 jiwa penduduk terpaksa mengungsi, 9 orang tewas, dan dua lainnya masih hilang.
"Dampak banjir bandang ini juga terlihat hingga Waduk Karian. Dari pantauan kami, ada banyak material kayu yang terbawa arus banjir dari banyaknya kerusakan hutan," pungkasnya.