Partai Buruh Jadi yang Terakhir Daftar Caleg, Bawa Printer Sendiri ke KPU

14 Mei 2023 23:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konpers Partai Buruh usai pendaftaran bacaleg di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Minggu (14/4). Foto: Haya Syahira/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Konpers Partai Buruh usai pendaftaran bacaleg di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Minggu (14/4). Foto: Haya Syahira/kumparan
ADVERTISEMENT
Partai Buruh menjadi partai terakhir yang mengumpulkan berkas pendaftaran bakal calon legislatif di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Minggu (14/5). Mereka baru mengumpulkan keseluruhan berkas pada pukul 22.33 WIB atau sekitar 1,5 jam sebelum pendaftaran ditutup.
ADVERTISEMENT
Pantauan kumparan, 5 menit sebelum berkas bacaleg diserahkan, beberapa anggota Partai Buruh masih sibuk menyusun berkas pendaftaran di kantin KPU. Mereka bahkan membawa laser jet untuk mencetak berkas yang kemudian langsung diberikan ke pimpinan partai dan diserahkan ke KPU.
Partai Buruh masih mencetak berkas untuk pendaftaran bacaleg di kantin Kantor KPU, Jakarta Pusat, Minggu (14/4). Foto: Haya Syahira/kumparan
Meski begitu, para pimpinan partai mengaku tidak mengalami kesulitan saat proses pengumpulan berkas. Mereka juga berhasil mengumpulkan 580 berkas bacaleg DPR RI untuk 84 daerah pemilihan di seluruh Indonesia.
“Alhamdulillah kami diberi kemudahan, kami semua orang bodoh, orang pabrik, tidak tahu politik, ya, selama ini. Alhamdulillah kami diberi jalan,” kata Sekjen Partai Buruh Ferri Nuzarli, saat konferensi pers di Gedung KPU, Minggu (14/5).
Partai Buruh masih mencetak berkas untuk pendaftaran bacaleg di kantin Kantor KPU, Jakarta Pusat, Minggu (14/4). Foto: Haya Syahira/kumparan
Partai buruh menargetkan sekitar 23 kursi di DPR RI dengan target suara 6 juta hingga 7 juta suara dari seluruh wilayah Indonesia. Mereka mengeklaim memiliki basis suara terbanyak dari Jawa Barat yaitu 3 juta suara.
ADVERTISEMENT
“Tidak ada tokoh, tidak ada pengusaha, tidak ada artis, tidak ada orang yang dikenal semuanya buruh kecil dari pengemudi ojek online, sopir bus, pekerja rumah tangga, pedagang, buruh pabrik yang punya massa gerakan di wilayah masing-masing,” pungkasnya.