news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Partai Rusia Bersatu Klaim Menangi Suara Mayoritas dalam Pemilu Parlemen

20 September 2021 15:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto: Anatoly Maltsev/Pool via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto: Anatoly Maltsev/Pool via REUTERS
ADVERTISEMENT
Partai berkuasa di Rusia, United Russia (Rusia Bersatu), mengatakan telah memenangi dua pertiga suara mayoritas dalam pemilu parlemen, Senin (20/9).
ADVERTISEMENT
Partai pengusung Presiden Vladimir Putin ini mengeklaim telah memperoleh “kemenangan yang meyakinkan dan bersih”.
Dikutip dari AFP, Sekretaris Dewan Umum Partai Rusia Bersatu, Andrei Turchak, mengatakan partainya akan memperoleh 120 kursi dari daftar partai dan 195 kursi mandat tunggal usai pemilu yang berakhir pada Minggu (19/9).
Dengan pemungutan suara yang berlangsung tiga hari ini, Partai Rusia Bersatu memperoleh 315 kursi dari total 450 di parlemen.
Menurut Turchak, selain telah memperoleh kemenangan yang bersih, partainya tidak melihat adanya pelanggaran signifikan selama berlangsungnya pemungutan suara.
Ia mengatakan, Partai Rusia Bersatu juga unggul di pemungutan suara legislatif lokal di 39 daerah.
Dengan 85 persen suara yang telah dihitung, Partai Bersatu Rusia unggul dengan 49,76% suara, diikuti Partai Komunis dengan 19,6%.
ADVERTISEMENT
Pemilu parlemen dan daerah ini diselenggarakan setelah terjadinya konflik dengan oposisi, meliputi penahanan kritikus Kremlin, Alexei Navalny.
Kremlin, Moskow Foto: Pixabay
Namun, sekutu-sekutu Navalny menegaskan adanya kecurangan pada pemilu ini. Mereka menyorot pada keterlambatan yang terus berlangsung dalam merilis hasil pemungutan suara elektronik di Moskow.
“Ini sangat tidak bisa dipercaya. Saya mengingat perasaan ini pada tahun 2011, ketika mereka mencuri pemilu itu. Hal yang sama kembali terjadi saat ini,” ujar juru bicara Navalny, Kira Yarmysh.
Kritikus Putin, Alexei Navalny. Foto: Shamil Zhumatov/ REUTERS
Diketahui, klaim kecurangan pada pemilu parlemen 2011 memicu protes besar-besaran di Rusia yang dipimpin oleh Navalny.
Meski Partai Rusia Bersatu hampir dipastikan menang dalam pemilu parlemen, elektabilitas mereka mengalami penurunan jika dibanding pemilu sebelumnya.
Dalam Pemilu Parlemen 2016, mereka memenangi lebih dari 54% suara. Elektabilitas partai ini terus merosot karena persaingan ketat kampanye hingga protes dari kelompok oposisi pendukung Navalny.
ADVERTISEMENT