Pasien DBD di RSUD Jombang Meningkat, 5 Orang Meninggal Dunia

24 Februari 2024 15:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasien baru DBD di RSUD Jombang. Foto: Dok. Mili.id
zoom-in-whitePerbesar
Pasien baru DBD di RSUD Jombang. Foto: Dok. Mili.id
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jumlah pasien yang meninggal dunia akibat demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, bertambah menjadi lima orang. Pasien terakhir yang meninggal pada Jumat (23/2) kemarin, berusia 8 tahun.
ADVERTISEMENT
Kelima pasien itu sebelumnya menjalani perawatan di RSUD Jombang. Sementara untuk pasien yang dirawat di RSUD Jombang jumlahnya juga kian bertambah.
"Saat ini yang kami rawat untuk usia dewasa ada 4, anak-anak 21 pasien, itu per hari ini ya," kata Direktur RSUD Jombang, dr Ma'murotus Sa'diyah, Sabtu (24/2).
"Kemarin pada tanggal 22 [Februari], jumlah pasien ada 21, yang kondisinya membaik dan pulang ada 6 orang," sambungnya.
Ma'murotus menyebut pasien anak yang meninggal kemarin itu merupakan pasien rujukan dari rumah sakit lain. Saat masuk ke IGD RSUD Jombang kondisinya memburuk.
Pasien baru DBD di RSUD Jombang. Foto: Dok. Mili.id
"Dari kemarin yang 21 yang pulang 6, terus ada yang masuk lagi (6 pasien). Kalau kemarin yang meninggal 4 ya, per tanggal 22, dan hari tambah satu, tadi malam ya meninggalnya," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Rata-rata pasien yang meninggal di bawah ke RSUD Jombang, sudah dalam kondisi dengue sock sindrom, DHF great 3. Di mana kondisi pasien yang dirujuk ini sudah dalam kondisi sudah agak berat," kata Ma'murotus.

Antisipasi Lonjakan Pasien DBD

RSUD Jombang, kata dia, telah menyiapkan sejumlah persiapan pelayanan untuk mengantisipasi lonjakan pasien DBD.
"Karena kebanyakan pasien demam berdarah usianya kebanyakan anak-anak, untuk itu kita nambah 12 bed, dan untuk ICU kita nambah 40 tempat tidur," ujarnya.
Selain itu, Ma'murotus juga mengimbau masyarakat untuk menggencarkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di rumah dan lingkungannya masing-masing.
com-Ilustrasi seseorang melakukan penyemprotan untuk cegah DBD. Foto: Shutterstock
"Karena angka bebas jentiknya kurang tolong 3M dan PSN yang dilaksanakan Dinas (Dinkes), ditingkatkan lagi. Selain itu anak-anak ini juga perlu makanan sehat, dan minum cairan lebih banyak dari biasanya," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Dan kalau memang anak sudah dalam kondisi panas, dibawa ke pusat pelayanan kesehatan, diobservasi terus oleh keluarga. Kalau tidak opname, cuman panas biasa, diobservasi makan minumnya lebih banyak, daripada biasa, terutama minum susu, minum cairan elektrolit seperti jus, dan buah-buahan lainnya," kata Ma'murotus.