Pasien Suspect Corona yang Meninggal di Semarang Akibat Flu Babi adalah Nakhoda

29 Februari 2020 11:33 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kementerian Kesehatan RI RSUP dr Kariadi Semarang. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kementerian Kesehatan RI RSUP dr Kariadi Semarang. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan pasien di RSUP dr Kariadi, Semarang, meninggal dunia karena virus H1N1 pdm09 atau flu babi, bukan karena virus corona atau COVID-19. Pasien itu sebelumnya dinyatakan suspect virus corona.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Anung Sugihantono, menyampaikan pasien tersebut berprofesi sebagai nahkoda/kapten kapal kargo yang pulang ke Indonesia untuk menemui keluarganya.
Pria tersebut berangkat dari Bandara Spanyol tujuan Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, pada 10 Februari dan transit di Dubai. Ia tiba di Indonesia pada 12 Februari dini hari.
Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes Anung Sugihantono. Foto: kesmas-id.com
Setibanya di kampung halamannya di Pati, Jawa Tengah, ia sempat mengalami demam dan akhirnya dirawat di RSUD dr Kariadi, Semarang. Namun akhirnya meninggal dunia pada 23 Februari sebelum hasil laboratorium keluar. Belakangan diketahui pasien itu meninggal karena virus flu babi.
“Pasien yang dinyatakan suspect dan meninggal di RS Kariadi Semarang, setelah hasil laboratoriumnya keluar dinyatakan bukan karena COVID-19, namun gagal napas akibat infeksi paru bagian bawah yang diakibatkan oleh virus H1NI pdm09,” jelas Anung dalam keterangan resmi Kemenkes, Sabtu (29/2).
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) RSUP dr Kariadi, dr Fathur Nur Kholis, mengatakan, virus H1N1 ini menjadi faktor pemicu pasien mengalami bronkopneumonia yang menyebabkan kerusakan di paru-paru dan kegagalan multiorgan hingga meninggal dunia.
"Kematiannya bukan karena flu babinya, tetapi karena bronkopneumonia-nya yang berat. Memang pemicunya adalah dari H1N1, tetapi kondisi dan daya tahan tubuhnya pasien tidak baik sehingga menyebabkan ada infeksi dan kerusakan organ lain yang mengikuti," jelas Fathur.