Pasutri di Tangsel Sekap Remaja Perempuan Dalam Lemari Selama Seminggu

1 Juni 2021 12:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Penyekapan. Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Penyekapan. Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan
ADVERTISEMENT
SA (16) seorang remaja asal Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), dilaporkan menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh pasangan suami istri.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya mendapatkan kekerasan, remaja putri ini juga diketahui disekap di dalam lemari sebuah kamar kos-kosan di Gang Bhineka, Ciputat, Tangerang Selatan. Bahkan, beredar informasi SA akan dijual ke Cikarang, Jawa Barat.
Paman korban berinisial S (54) mengatakan, kejadian yang menimpa keponakannya itu telah dilaporkan ke pihak kepolisian.
"Sudah kami laporkan kejadian ini ke Polres Tangsel," katanya.
Diterangkannya, keponakannnya itu disekap sejak seminggu lalu. Terungkapnya kasus penyekapan itu bermula saat SA dijual ke lelaki hidung belang. Kemudian di dalam kamar kos di kawasan Ciputat itu, korban meminjam handphone lelaki itu untuk menghubungi kakaknya lewat pesan di Facebook.
"Setelah kakaknya baca pesan itu, dia (kakak korban) memberi tahu saya dan langsung saya datangi lokasi kos-kosan tersebut. Saya tanya keponakan saya, pelaku jawab tidak ada. Kebetulan saat itu, kepala SA saya lihat di dalam lemari, dan berdebat sama pelaku, kemudian SA keluar dari lemari itu," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Saat ditemukan pada Sabtu malam 29 Mei 2021, wajah keponakannya itu penuh luka lebam dan disebut pernah dipukuli dengan batu oleh suami pelaku.
"Wajahnya lebam, sempat disambit pakai batu juga. Untungnya tidak kena. Bibirnya berdarah, hidung berdarah, takutnya hidungnya patah, tapi saya belum tahu hasil visumnya,".
Sementara dikonfirmasi, Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tangsel, Iptu Agung Susetyo membenarkan adanya tindak kekerasan dan perdagangan orang tersebut. Saat ini, Kepolisian mengaku masih menyelidiki kasus tersebut.
"Iya benar penganiayaan dan penyekapan, sekarang korban lagi proses visum," ungkapnya.