Paus Fransiskus Kritik Rusia, Sebut Perang Mungkin Akibat Provokasi

14 Juni 2022 15:38 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Paus Fransiskus menggunakan kursi roda saat sidang pleno International Union of Superiors General (IUSG) di Vatikan, Kamis (5/5/2022). Foto: Guglielmo Mangiapane/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Paus Fransiskus menggunakan kursi roda saat sidang pleno International Union of Superiors General (IUSG) di Vatikan, Kamis (5/5/2022). Foto: Guglielmo Mangiapane/Reuters
ADVERTISEMENT
Paus Fransiskus kembali melayangkan kritik terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina. Namun, dia mengakui, situasi tersebut tidak bisa dinilai secara absolut.
ADVERTISEMENT
Media Jesuit mewawancarai Paus Fransiskus pada Mei. Teks percakapan itu kemudian dirilis pada Selasa (14/6/2022).
Paus Fransiskus mengungkap pembicaraannya dengan seorang kepala negara. Mereka bertemu sebelum invasi bermula pada 24 Februari. Identitas kepala negara tersebut dirahasiakan.
Kepala negara tersebut menyatakan keprihatinan atas Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Sosok tersebut mengatakan, aliansi itu menggonggong di gerbang Rusia hingga bisa memicu perang.
"Kita tidak melihat keseluruhan drama yang terjadi di balik perang ini, yang mungkin entah bagaimana diprovokasi atau tidak dicegah," ujar Paus Fransiskus, dikutip dari Reuters, Selasa (14/6/2022).
Ekspansi NATO ke Eropa Timur. Foto: Tim Kreatif kumparan
Paus Fransiskus menegaskan, pernyataannya tidak mengindikasikan dukungan. Dia tetap pada prinsipnya yaitu tak mendukung langkah Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengerahkan pasukan ke Ukraina.
ADVERTISEMENT
"Tidak, saya tidak [pro-Putin]. Pernyataan seperti itu sangat menyederhanakan dan salah," tegas dia.
Selama pembicaraan, dia mengecam keras pasukan Rusia. Paus Fransiskus menggambarkan mereka sebagai brutal, kejam, dan ganas. Dia kemudian memuji pasukan Ukraina yang berani memperjuangkan negaranya.
Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat menyaksikan parade militer Hari Kemenangan ke-77 di Lapangan Merah, Moskow, Rusia, Senin (9/5/2022). Foto: Sputnik/Mikhail Metzel/Pool via REUTERS
"Benar juga bahwa Rusia mengira semuanya akan berakhir dalam seminggu. Tetapi mereka salah perhitungan. Mereka bertemu dengan orang-orang pemberani, orang-orang yang berjuang untuk bertahan hidup dan yang memiliki sejarah perjuangan," ungkap Paus Fransiskus.
Kendati demikian, dia tidak melihat keadaan secara hitam-putih. Paus Fransiskus turut mengkritik industri persenjataan yang memungkinkan perang.
"[Meski mengutuk] keganasan, kekejaman pasukan Rusia, kita tidak boleh melupakan masalah sebenarnya bila kita ingin masalah diselesaikan," jelas Paus Fransiskus.