Paus Fransiskus Minta Maaf ke Warga Kanada soal Asimilasi Gereja Era 1881-1996
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pernyataan itu disampaikan oleh Paus Fransiskus pada Sabtu (30/7/2022), saat ia sedang berada di dalam pesawat untuk kembali ke Roma, Italia.
Di dalam pesawat yang ditumpangi Paus Fransiskus, ia ditanya oleh seorang reporter penduduk asli Kanada terkait alasan mengapa dirinya tidak langsung menggunakan kata ‘genosida’ selama kunjungannya ke berbagai kota di Kanada berlangsung.
“Memang benar saya tidak menggunakan kata itu karena saya tidak memikirkannya. Tapi saya menggambarkan genosida. Saya minta maaf, saya meminta maaf atas aktivitas ini, yang merupakan genosida,” jelas Paus Fransiskus, dikutip dari Reuters.
Selama sepekan, ia berada di Kanada untuk menyampaikan permintaan maaf atas peran Gereja Katolik dalam kebijakan asimilasi paksa yang diterapkan terhadap anak-anak penduduk asli Kanada di masa lalu.
ADVERTISEMENT
“Saya mengutuk (tindakan) ini, membawa anak-anak pergi dan mencoba mengubah budaya mereka, pikiran mereka, mengubah tradisi mereka, ras, seluruh budaya,” tambah dia.
Paus Fransiskus mengacu pada era tahun 1881 dan 1996, ketika lebih dari 150.000 anak-anak yang berasal dari penduduk asli Kanada secara paksa dipisahkan dari keluarga mereka dan dibawa ke sekolah asrama.
Di asrama sekolah yang dikelola oleh Gereja ini, banyak anak-anak yang dibiarkan kelaparan, dipukuli, hingga dilecehkan secara seksual.
Canada's Truth and Reconciliation Commission (TRC) menyebut situasi itu sebagai genosida budaya yang telah dilakukan dari sisi Gereja. Pasalnya, sekolah asrama itu dikelola untuk pemerintah oleh kelompok-kelompok agama, kebanyakan dari mereka adalah pendeta dan biarawati Katolik.
“Ya, genosida itu istilah teknisnya tapi saya tidak menggunakannya karena saya tidak memikirkannya, tapi saya jelaskan, ya, itu adalah genosida, ya, ya, jelas. Anda bisa mengatakan bahwa saya menyebutnya (sebagai) genosida,” ucap Paus Fransiskus.
ADVERTISEMENT
Dalam kunjungan Paus Fransiskus ke Kanada, ia sempat mengunjungi Kota Maskwacis pada Senin (25/7/2022). Di kota ini, terdapat dua bekas sekolah asrama yang menjadi saksi bisu terjadinya kekerasan terhadap anak-anak penduduk asli Kanada oleh pihak Gereja.
Paus Fransiskus meminta maaf, seraya menegaskan bahwa asimilasi paksa itu adalah perbuatan fatal yang tidak bisa dibenarkan. Ia juga meminta maaf atas dukungan Kristen terhadap mentalitas penjajahan pada kala itu.