PB HMI Desak Macron Minta Maaf ke Umat Islam: Pernyataannya Memecah Kerukunan

3 November 2020 23:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Prancis Emmanuel Macron berbicara mengenai pembenuhan seorang guru di Conflans Sainte-Honorine, barat laut Paris. Foto: Abdulmonam Eassa, Pool via AP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Prancis Emmanuel Macron berbicara mengenai pembenuhan seorang guru di Conflans Sainte-Honorine, barat laut Paris. Foto: Abdulmonam Eassa, Pool via AP
ADVERTISEMENT
Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang mengaitkan Islam dengan terorisme mendapat kecaman dari negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim dan organisasi Islam, termasuk Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI).
ADVERTISEMENT
Bendahara Umum PB HMI, Abdul Rabbi Syahrir, mendesak Macron minta maaf kepada umat Islam. Sebab Macron telah menyinggung dunia Islam, terlebih membiarkan penerbitan karikatur Nabi Muhammad SAW melalui Majalah Charlie Hebdo.
"Kami mendesak kepada Emmanuel Macron untuk meminta maaf kepada dunia Islam. Apa yang disampaikan oleh Presiden Jokowi beberapa hari lalu sudah tepat dan patut diapresiasi, dan tentu saja perlu dibuka ruang dialog seluas-luasnya supaya clear," kata Rabbi dalam keterangannya pada Selasa (3/11).
Massa FPI menginjak poster Presiden Prancis Emmanuel Macron di depan Kedutaan Besar Prancis di Jakarta, Senin (2/11). Foto: Willy Kurniawan/Reuters
Rabbi menegaskan, Macron yang melabeli Islam sebagai agama pro kekerasan dan agama yang sedang dalam krisis sangat provokatif dan berkonotasi propaganda yang menyudutkan.
Ia menyatakan, dalih kebebasan sipil yang dipakai Macron menyinggung Islam tidak relevan. Sebab seharusnya para pemimpin dunia harus menghormati perbedaan, toleransi, dan menjaga perdamaian dunia.
ADVERTISEMENT
"Apa yang dikatakan oleh Emmanuel Macron sangat tendensius, sangat jauh dari prinsip-prinsip perdamaian dunia, terlebih berlindung di balik narasi ekstremisme, radikalisme atau pun separatisme Islam, karena pernyataan itu dapat memecah belah kerukunan antar umat beragama," tutup Robi.
Sebelumnya, Macron sudah memberikan penjelasan terkait dengan pernyataannya terkait Islam. Ia mengaku, hanya ingin mendukung kebebasan berpendapat dan berekspresi yang dimiliki seluruh warga Prancis.
"Saya menyadari ini (kartun) bisa menimbulkan kemarahan (umat Islam) dan saya menghormatinya, tetapi kita harus membicarakannya," kata Macron.
Macron juga menegaskan, Prancis tidak pernah punya masalah dengan agama apa pun. Ia memastikan, semua agama bisa dipraktikkan dengan bebas di negaranya.