PBNU Setuju Kemenag Godok Kurikulum Agama Islam: Khilafah Sudah Basi

12 November 2019 19:15 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menyampaikan pidato kebudayaan di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Jakarta, Selasa (22/10). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menyampaikan pidato kebudayaan di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Jakarta, Selasa (22/10). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Agama (Kemenag) tengah menggodok ulang kurikulum pelajaran agama Islam untuk siswa sekolah hingga perguruan tinggi. Hal itu terkait adanya temuan tentang sistem khilafah yang termuat di buku pelajaran.
ADVERTISEMENT
Terkait hal itu, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj sepakat dengan Kemenag. Baginya sistem khilafah tidak perlu dibicarakan saat ini.
"Sebenarnya khilafah itu sudah basi, enggak usah dibicarakan," kata Said di PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (12/11).
Menurut Said, sistem khilafah sudah tidak relevan dengan kondisi Indonesia saat ini. Beberapa negara Islam bahkan menolak sistem negara seperti itu.
"Sudah basi, semua negara Islam menolak khilafah. Semua, (seperti) Pakistan, Saudi," kata Said.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menyampaikan pidato kebudayaan di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Jakarta, Selasa (22/10). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Perombakan kurikulum pelajaran agama Islam dalam buku pelajaran sekolah disampaikan oleh Dirjen Pendidikan Islam Kemenag, Kamaruddin Amin. Ia mengatakan, penulisan ulang buku ini didasari temuan Kemenag terkait buku agama yang disinyalir terdapat pemahaman yang tidak sesuai dengan konstitusi.
"Konten atau materi yang berpotensi ditafsirkan tidak sesuai dengan visi beragama moderat atau bertentangan dengan konstitusi, itu yang dilakukan review. Ada 155 buku yang sedang kita siapkan," ujar Amin.
ADVERTISEMENT
Ia juga menjelaskan, perombakan ini didasari atas temuan tentang sistem khilafah di buku-buku lama. Menurutnya, hal tersebut bisa disalahtafsirkan oleh sejumlah kalangan.
"Saya sampaikan bahwa khilafah itu kan bisa disalahpahami oleh anak-anak kita, oleh guru-guru kita juga bisa salah paham kalau tidak dijelaskan secara baik," tutur dia.
"Itu (khilafah) sudah tidak relevan lagi. Sudah tidak kontekstual lagi, tapi itu pernah ada dalam sejarah Islam, dalam sejarah empiris peradaban Islam pernah ada. Nah, itu nanti akan dijelaskan bahwa itu tidak berarti sekarang khilafah boleh karena dulu pernah ada," tutur Amin.