PDIP Dinilai Perlu Regenerasi, Jokowi, Puan, dan Prananda Berpeluang Jadi Ketum
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif Politika Research & Consulting (PRC), Rio Prayogo, menilai sudah saatnya PDIP melakukan regenerasi kepemimpinan. Terlebih Megawati sudah menjadi ketum sejak awal berdirinya partai.
“Sebagai organisasi yang modern tentu peluang demokratisasi itu muncul. Ya, pasti ada lah ke arah sana [regenerasi]. Tinggal bagaimana cara menghitung dinamika perubahan ini: menguntungkan atau merugikan?” kata Rio ketika dihubungi, Kamis (21/4).
Beberapa nama dinilai memiliki peluang seperti Jokowi hingga anak Megawati, Ketua DPR Puan Maharani dan politikus PDIP Prananda Prabowo .
“Kalau peluang Jokowi jadi Ketum PDIP, ya, memungkinkan. Puan atau Prananda apalagi sebagai trah Soekarno, tentu memungkinkan. Tidak ada batasan bahwa harus ini, harus itu. Itu, kan, hanya ada dalam narasi internal politik,” sebut dia.
ADVERTISEMENT
Namun, Rio menegaskan hal terpenting dari regenerasi adalah kehadiran sosok pemimpin baru yang bisa membawa kesatuan partai dan perkembangan menuju ke arah yang lebih baik.
“Namun yang perlu dihitung pascasuksesi regenerasi akan jadi apakah PDIP ini? Apa lolos dari perubahan menjadi sangat dinamis atau tidak baik, muncul beberapa faksi, bikin parpol baru, dan lain-lain,” lanjutnya.
Hal positif tercatat bisa dilakukan Megawati selama memimpin PDIP. Ia dianggap sebagai sosok yang berhasil menemukan berbagai kepentingan sehingga dapat meminimalisir konflik yang terjadi di PDIP.
“Satu hal yang yang tidak bisa ditawar lagi adalah membuat satu melting pot, titik cair semua kepentingan di internal partai. Dan tidak banyak parpol yang bisa meletakkan dirinya, ketum itu sebagai melting pot. Titik bertemu semua kepentingan,” jelas Rio.
ADVERTISEMENT
Karena itu, Rio melihat permintaan Jokowi agar Mega tetap menjadi Ketum PDIP merupakan hal yang wajar sebagai permintaan kader untuk tetap menjaga kelangsungan persatuan partai kedepannya.
“Dan Megawati hari ini bisa dikatakan sudah tua. Tapi apakah kemudian kalau Mega tidak jadi ketum apa yang disebut sebagai melting pot bisa hadir? Wajar kalau Jokowi inginkan betul Megawati sebagai ketum,” tandasnya.