PDIP DKI Tak Setuju Rute LRT Jakarta Diubah, Pemprov Bayar Terlalu Besar

27 November 2020 19:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di LRT Jakarta. Foto: Moh Fajri/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di LRT Jakarta. Foto: Moh Fajri/kumparan
ADVERTISEMENT
Rapat paripurna Raperda APBD 2021 digelar di DPRD DKI Jakarta. Pada rapat ini, fraksi-fraksi DPRD menyampaikan pandangan umumnya terkait anggaran tersebut.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang disoroti adalah pembangunan LRT di DKI Jakarta. Fraksi PDIP, misalnya, mereka menyampaikan pandangan mereka pembangunan jalur LRT yang rutenya diubah.
"Fraksi merekomendasikan Pemprov DKI untuk tidak mengubah rute yang sudah tertuang dalam Perpres 55 tahun 2018," kata Merry Hotma, membacakan pandangan umum fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, di DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jumat (27/11).
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyerahkan Raperda APBD 2021 ke DPRD Provinsi DKI Jakarta dalam sidang paripurna, Kamis (26/11). Foto: Pemprov DKI Jakarta
Berbicara soal anggaran, Pemprov sebetulnya menganggarkan biaya Rp 500 miliar per kilometer dan dinilai terlalu besar. Pasalnya, Rute Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) Jaya akan dibiayai sepanjang 32 kilometer sehingga total biaya mencapai Rp 16 triliun.
"Sekitar 85-90 persen itu biaya untuk prasarana. Jadi Pemprov DKI malah keluar uang jauh lebih besar, sekitar Rp 13-14 triliun. Sedangkan swasta hanya mengeluarkan uang Rp 2-3 triliun," kata Merry.
ADVERTISEMENT
Fraksi PDIP pun merekomendasikan, anggaran Rp 200-300 miliar yang sempat diajukan Dinas Perhubungan DKI bisa dialihkan untuk rute Velodrome-Manggarai.
Berbicara soal rute LRT KPBU Velodrome-Manggarai, Fraksi PSI juga sependapat dengan PDIP. Mereka menolak persetujuan biaya tersebut, alasanya, Dishub tidak merinci perhitungan anggaran tersebut.
"Sayangnya, Dishub tidak mau menjelaskan asal perhitungan anggaran Rp 200 miliar ini. Berapa kebutuhan total anggaran untuk LRT KPDBU, kami melihat keanehan di sini," kata perwakilan fraksi PSI, Eneng Malianasari.
Suasana di Stasiun LRT Velodrome Jakarta Timur. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Perubahan rute LRT Jakarta sempat menjadi perbincangan. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sempat mengajukan alternatif rute lain untuk pengembangan LRT Jakarta.
Namun, hal itu belum diputuskan. Wagub DKI Riza Patria menyebut semua masih dalam pembahasan.
ADVERTISEMENT
“Semua masih dalam kajian, belum diputuskan. Ada kajian-kajian tentang LRT yang sebelumnya dari Kelapa Gading, Velodrome kemudian ke Dukuh Atas, kemudian ada line yang sampai ke Klender. Semuanya dalam kajian,” kata Riza kepada wartawan, Selasa (10/11).