PDIP Kenang Tumbu Saraswati: Perempuan Berani dan Hebat di Bidang Hukum

25 April 2024 17:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jenazah Almarhumah Tumbu Saraswati diberangkatkan ke TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan dari Sekolah Partai DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (25/4). Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jenazah Almarhumah Tumbu Saraswati diberangkatkan ke TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan dari Sekolah Partai DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (25/4). Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Politikus senior PDIP yang juga anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR periode 1999-2004, Tumbu Saraswati, meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Mantan komisioner Komnas Perempuan ini meninggal dunia pada usia 76 tahun pada Kamis (25/4) pukul 09.30 WIB di ICU RS Fatmawati Jakarta.
Politikus PDIP Djarot Saiful Hidayat Ribka Tjiptaning menghadiri prosesi pelepasan jenazah Tumbu Saraswati dari Masjid At Taufiq, Sekolah Partai PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Menurut Djarot, Tumbu merupakan pejuang yang aktif dalam aktivisme kaum perempuan. Almarhumah juga termasuk dari pendiri Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) kala PDIP diserang saat zaman Orde Baru.
"Jadi almarhum Mbak Tumbu ini seorang pejuang perempuan di bidang hukum yang sangat berani dan luar biasa. Kemudian beliau juga pernah menjadi anggota DPR dua periode, 1999-2004, 2004-2009," ujar Djarot kepada wartawan di Masjid At Taufiq, Sekolah Partai PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (25/4).
ADVERTISEMENT
"Beliau juga aktif betul untuk menginisiasi untuk membela hak-hak kaum perempuan, termasuk memperjuangkan kaum perempuan yang tertindas akibat KDRT," lanjut Ketua DPP PDIP ini.
Pada saat hari-hari terakhirnya, Tumbu masih memantau pergerakan politik nasional.
"Di hari-hari terakhir beliau, beliau masih juga mencermati dinamika perpolitikan pasca-putusan Mahkamah Konstitusi. Di mana konstitusi itu dibajak untuk melanggengkan kekuasaan," ucap pria berkumis yang pernah menjadi gubernur Jakarta ini.
Politisi PDIP, Ribka Tjiptaning dan Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat saat ditemui wartawan di Masjid At Taufiq, Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (25/4). Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparan
Djarot menjelaskan, almarhumah sebelumnya sudah sakit sejak lama. Meski begitu, ia tetap aktif dalam kegiatan partai.
"Beliau sakit sudah agak lama, kemudian dirawat di rumah sakit. Dan meskipun sakit, kalau ada kegiatan partai itu beliau minta diundang dan hadir. Meskipun di atas kursi roda, itu hadir untuk memberikan semangat," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Sementara Ribka Tjiptaning yang mengenal Tumbu sejak tahun 1994 menyatakan, almarhumah juga aktif mendirikan Srikandi Demokrasi Indonesia.
"Dan juga Mbak Tumbu di Solidaritas Nusa Bangsa waktu itu diketuai oleh Ester. Nah, itu khusus menangani korban-korban diperkosa, waktu etnis Tionghoa waktu itu, ya [kerusuhan 1998]," imbuh Ribka.
Tumbu Saraswati Foto: Dok Instagram @tumbusaraswati
Tumbu Saraswati Foto: Dok Instagram @tumbusaraswati
Ribka mengatakan, Tumbu memperjuangkan lahirnya Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT).
"Sekarang pun, belum lama nih, Mbak Tumbu kan launching buku Komnas Perempuan tentang apa itu PPRT. Mbak Tumbu masih 'harus lahir itu UU PRT'. Sampai sekarang masih perdebatan di DPR sangat ketat, ya kan," jelasnya.
"Aku ini, Ning, masih belum puas kalau itu (UU PRT) belum lahir. Gitu kan," kata Ribka menirukan ucapan Tumbu semasa hidupnya.
ADVERTISEMENT
Jenazah Tumbu dimakamkam di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan.