PDIP Sumut: Meski Bobby Menantu Presiden, Dia Tak Luar Biasa

13 Juni 2024 18:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi bersama Wali Kota Medan Bobby Nasution saat kunjungi DeliPark Mall di Medan, Sumatera Utara, Kamis (10/2/2023). Foto: Rusman/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi bersama Wali Kota Medan Bobby Nasution saat kunjungi DeliPark Mall di Medan, Sumatera Utara, Kamis (10/2/2023). Foto: Rusman/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Ketua DPD PDIP Sumut, Aswan Jaya, tiba-tiba melancarkan "serangan politik" kepada Wali Kota Medan, Bobby Nasution. Bobby kini telah memutuskan untuk maju dalam Pilgub Sumut 2024.
ADVERTISEMENT
Menurut Aswan, tidak ada yang harus diistimewakan dari Bobby meski dia adalah menantu Presiden Jokowi.
Hal ini disampaikan Aswan saat menanggapi pernyataan calon petahana Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, soal "menantu malaikat".
Menurut Aswan, pernyataan "menantu malaikat" adalah cara Edy untuk menunjukkan kesiapannya dalam Pilgub Sumut. Lagi pula, kata Aswan, hal tersebut adalah karakter Edy dalam berkomunikasi politik.
"Pertama, itu karakter Pak Edy, cara dia berkomunikasi politik kan begitu. Tegas, lugas, blak-blakan, apa adanya," kata Aswan.
"Beliau ingin menyatakan bahwa saya adalah politisi yang memang dibesarkan oleh situasi politik. Dan itu menunjukkan juga bahwa saya siap bertarung dengan siapa pun," sambungnya.

Bukan Serangan Pertama

Serangan DPD PDIP Sumut kepada Bobby ini bukan yang pertama kali. Aswan sebelumnya telah menyebut Bobby sebagai sosok yang tidak setia.
ADVERTISEMENT
Penyebabnya adalah Bobby memilih mendukung Prabowo-Gibran dibandingkan Ganjar-Mahfud. Akibatnya, Bobby telah di-blacklist oleh PDIP.
"Banyak tokoh di Sumut kapasitasnya jauh di atas Bobby," kata Aswan pada Rabu (17/4).
"Walaupun Bobby katanya punya kekuatan A, kekuatan B, bapaknya (mertuanya) Presiden dan sebagainya. Ini kan pemilihan dari rakyat. Rakyat yang menentukan siapa yang layak jadi gubernur, bukan presiden," sambungnya.