Pedagang Tolak 17 Pintu Pantai Kuta Bali Ditutup Batako, Penutupan Ditunda

7 Oktober 2021 17:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di Pantai Kuta, Bali. Foto: Denita br Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Pantai Kuta, Bali. Foto: Denita br Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
Penutupan 17 pintu masuk-keluar Pantai Kuta, Badung, Bali, secara permanen dengan batako ditunda. Sebab, sebagian besar pedang menolak penutupan tersebut.
ADVERTISEMENT
Salah satu pedagang minuman di Pantai Kuta, bernama Made Rahayu mengatakan, ada dua alasannya menolak 17 pintu Pantai Kuta ditutup. Pertama, tidak ada pemberitahuan dari pihak desa setempat sebagai pihak pengelola.
Kedua, jarak antara 8 pintu masuk yang buka dengan lapak mereka cukup jauh. Sehingga para pedagang kesulitan menawarkan barang kepada pengunjung.
Pintu masuk di Pantai Kuta, Bali ditutup dengan batako. Foto: Denita br Matondang/kumparan
Apalagi, kunjungan wisatawan ke Pantai Kuta tergolong masih sepi di masa pandemi COVID-19. Ia berharap pihak desa tidak mempersulit pedagang mencari nafkah.
"Kalau ditutup mana ada orang datang ke sini. Saya dan teman-teman pedagang di sini kurang sepakat. Karena akses masuk pantai lah yang menentukan dagangan kita. Kalau ditutup, keberatan juga, enggak ada juga pemberitahuan ditutup," kata dia di lokasi berdagangnya di sekitar Pantai Kuta, Kamis (7/10).
ADVERTISEMENT
Pantai Kuta memiliki akses pintu masuk-keluar sebanyak 28 unit. 17 di antaranya direncanakan ditutup permanen dengan batako, 3 ditutup dengan papan dan 8 di antaranya tetap buka.
Pantauan kumparan, sudah ada 4 pintu Pantai Kuta yang ditutup dengan batako. Sementara pengerjaan penutupan 13 pintu lainnya dengan batako dihentikan sementara.
Penutupan pintu masuk Pantai Kuta, Bali. Foto: Dok. Istimewa
Menanggapi hal ini, Bendesa Adat Kuta I Wayan Wasista menegaskan, penutupan 17 pintu secara permanen dengan batako untuk memudahkan petugas mengawasi pengunjung. Apalagi, pemda hanya memberikan 8 akses PeduliLindungi untuk masuk ke Pantai Kuta.
Pihak desa yang mengelola Pantai Kuta telah menyampaikan keluhan pedagang ini kepada Pemkab Badung. Ia berharap Pemkab Badung memberikan petunjuk atau solusi.
"Kemarin saya sudah sampaikan sekaligus mohon petunjuk ke Pak Sekda. Terus terang kami sampaikan bahwa itu kami lakukan demi mengoptimalkan pengawasan, termasuk dengan aplikasi PeduliLindungi. Mengingat jumlah pintu yang ada saat ini sangatlah banyak, sementara jumlah petugas yang kami miliki sangat terbatas," kata dia saat dihubungi.
Pedagang di Pantai Kuta berjualan di dekat pintu masuk. Foto: Denita br Matondang/kumparan
Apabila seluruh pintu keluar-masuk dibuka maka desa meminta penambahan petugas pengawasan di Pantai Kuta.
ADVERTISEMENT
"Karena itu pula saya mohon ke Pak Sekda, jika harus membiarkan semua pintu tetap terbuka, maka bantu kami dengan menempatkan petugas Satpol PP untuk turut mengawasi setiap pintu,” kata dia.
Ia berharap seluruh masyarakat, terutama pedagang setuju dengan penutupan 17 pintu pantai. Wasista tak ingin pembukaan seluruh pintu masuk pantai justru menimbulkan klaster penularan COVID-19 di tempat wisata.
"Sekarang ini pembukaan Pantai Kuta masih dalam status uji coba, sehingga pengawasan harus betul-betul kita lakukan. Jangan sampai akibat tidak terkontrol, malah menimbulkan dampak lain yang merugikan Kuta dan pariwisata secara umum," tutupnya.